Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > HPN 2021 – Moeldoko : Gempuran disrupsi digital dirasakan juga oleh kantor Staf Presiden

HPN 2021 – Moeldoko : Gempuran disrupsi digital dirasakan juga oleh kantor Staf Presiden

Kepala staf kantor kepresidenan Moeldoko dalam rangkaian webinar HPN 2021, Minggu. (pwi)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko  mengatakan, gempuran disrupsi digital, tidak saja dirasakan media massa mainstream, namun turut dirasakan pula oleh Kantor Staf  Presiden.

“Kita juga mengalaminya. Disrupsi digital menjadi tantangan besar buat nilai jurnalisme di Indonesia. Berita hoaks, palsu, disinformasi dan lainnya menyebar di jagad maya lewat media sosial dan aplikasi pengirim pesan tanpa ada saringan,” kata Moeldoko melalui webinar yang dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 di Candi Bentar, Putri Duyung Ancol Jakarta, Minggu (07/02/2021).

Mantan panglima TNI ini menuturkan, fenomena seperti “clickbait”, judul dan isi berita yang tidak sesuai, juga menyebabkan kerap terjadinya misinformasi. Kemudian hadirnya “news aggregator” yang seolah menjadi portal berita yang tidak menjaga kualitas dan kode etik jurnalistik.

“Ketika naik dan terbaca orang dan dijadikan referensi, nah bisa disinformasi, berita lama bisa muncul lagi dan tersebar di media sosial sehingga terjadi disinformasi di masyarakat,” kata Moeldoko, seperti disiarkan humas HPN 2001 PWI Pusat.

Ia melanjutkan, disinformasi menjadi biang suburnya hoaks dan dari Maret 2020 hingga Januari 2021 saja, ada 1.400 berita hoaks soal pandemi dan vaksin yang tersebar di media sosial.

“Pemerintah pasti tak bisa jalan sendiri. Peran media ikut terlibat berpartisipasi untuk menanggulangi COVID-19 ini diharapkan,” ucapnya.

Sementara Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh ketika membuka webinar itu menyatakan, transformasi digital adalah satu keharusan yang mau tidak mau harus kita lalui.

Webinar nasional itu diberi judul  “Jurnalisme Berkualitas: Menguatkan Keberlanjutan Profesi Wartawan dan Penerbitan Pers Guna Menyehatkan Demokrasi Ditengah Gempuran Disrupsi Digital.”

Nuh mengatakan, yang harus kita lakukan menghadapi masa ini adalah harus terus membangun kebersamaan. Sudah jelas “lawan” kita, gempuran disrupsi digital.

“Media harus sustainability. Untuk itu perlu terus dikuatkan. Kawan-kawan pers esensinya adalah penjahit. Namun, kadang kala pakaian itu sering melorot robek sebelahnya sehingga menjadi tidak bermanfaat,” katanya.

“Esensinya, pers harus terus menjahit sehingga tidak ada pakaian yang tidak bisa digunakan karena lengan sebelahnya, misalnya, copot,” ujar Nuh, dengan menambahkan, “Kita harus terus menjahit. Potensi kebangsaan dan kenegaraan harus terus dijahit supaya menjadi kuat.”

Ia menambahkan, keberlangsungan industri pers harus dijaga, dipastikan sustainable dan perlindungan kepada wartawan harus disampaikan kepada pemerintah agar kesejahteraannya yang menjadi perjuangan yang tiada henti, dapat terwujud.

“Jangan kita terjebak pada ‘merasa nyaman’. Pandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan. Tak terkucuali transformasi teknologi. Saya berharap semua ini dapat kita lalui,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum PWI Pusat sekaligus Penanggung Jawab HPN 2021, Atal S. Depari, mengajak semua insan pers untuk saling membangun, saling menopang, dan juga saling menguatkan dalam satu tujuan, menjaga negara kesatuan Republik Indonesia.

Para pembicara yang hadir pada webinar itu termasuk juga pengusaha nasional Chairul Tanjung.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru