Friday, October 10, 2025
Home > Cerita > Cerita Khas > Sean Gelael From Fuji to Catalunya,  Catatan A.R. Loebis

Sean Gelael From Fuji to Catalunya,  Catatan A.R. Loebis

Atlet profesional memiliki slogan kesatria, yaitu: siap bertanding kapan saja dan di mana saja. Ini pun dilakoni Sean Gelael, yang seolah tanpa hentinya membalap dari satu lintasan ke lintasan lainnya.

Baru saja ia bersama timnya juara di Teksas, Amerika, (7 September 2025). kemudian gagal di Fuji Raceway di Jepang (28 September), tapi tak lama lagi ia akan tampil lagi di Catalunya, Spanyol (12 Oktober 2025).

Filosofi pertandingan adalah kalah dan menang. Hal ini pun dialami Sean Gelael bersama timnya. Di Teksas mereka naik podium utama (P1), namun di Fuji kendati melakukan gerak awal (start) dari P2 tapi karena hal kecil mereka menyentuh garis akhir (finis) di urutan ke-11.

Walau dalam hati kecewa, namun semangat harus tetap membara, apalagi laga yang dihadapi merupakan rangkaian lomba dari waktu ke waktu sepanjang tahun.

Sean Gelael bersama timnya berkali-kali mengalami hal mengecewakan. Di antaranya, ditabrak lawan, atau dua pebalap lain bersenggolan sehingga berakibat ke pebalap lain. Bisa juga kena hukuman (penalti) karena satu dan lain hal. Bisa juga karena kekhilapan (error) pebalap, misalnya ya salah dalam penerapan aturan saat melakoni “rolling start”.

Entah itu karena faktor keberuntungan (luck factor) yang ada dalam setiap permainan, atau pun karena nasib (belum dihinggapi Dewi Fortuna) atau bisa juga akibat kelalaian si atlet (personal mistake / error). Atau sebab lainnya bersifat teknis mau pun non-teknis.

Ini masalah khusus dan dapat dibahas secara khusus. Sekarang kita kembali ke laptop. Kilas balapan Sean Gelael.

Ke Catalunya

Para pendukung Sean Gelael tak lama lagi kembali menyaksikan putera bangsa itu berlaga di kancah internasional.

Kalau di Teksas dan Fuji ia berlaga di kejuaraan ketahanan FIA WEC, maka tak lama lagi ia berlaga di jenis perlombaan GT World Challenge Europe (GTWCE), pada 12 Oktober 2025.

Untuk musim 2025, Sean berkutat dalam 12 perlombaan, tujuh di jenis FIA WEC dan lima laga di jenis GTWCE. Pada laga FIA WEC, Sean akan turun pada edisi terakhir di Bahrain sedangkan pada kejuaraan GTWCE akan tampil di Catalunya.

Untuk membuka ingatan pada laga Sean sebelumnya, akan saya hidangkan berita pertama dan terakhir ketika ia lomba di Paul Ricard, Perancis, dan putaran keempat di Nurburging. 

Pada kedua laga ini, sejak awal latihan bebas dan babak kualifikasi mereka tampil amat menjanjikan. Tapi ya itu tadi..ada faktor X yang tidak dapat diprediksi, sehingga bayangan podium pada laga di Nurburgring menjadi buyar. Dan P2 di Paul Ricard.

Pertandingan 1 di Paul Ricard, Perancis :  

 

Gebrakan Mengesankan Sean Gelael di GT World Challenge Europe, Finis P2

Kerja tak mudah dilakukan Sean Gelael, Darren Leung, dan Dan Harper pada balapan pembuka GT World Challenge Europe (GTWCE) 2025 – Endurance Cup. Ketiga pebalap yang mengendarai BMW M4 GT3 tersebut start dari P8 di kelas Bronze Cup dan finis di P2 di Sirkuit Paul Ricard, Prancis.

Balapan berdurasi enam jam pada hari Sabtu (12/4) tersebut relatif berjalan mulus, nyaris tak ada insiden berarti. Walau begitu khusus bagi tim Paradine Competition 991, berjuang menaikkan posisi dari P8 bukanlah hal mudah. Leung menjalankan tugas pertamanya dengan langsung melesat ke P4, sebelum akhirnya naik lagi ke P3 ketika menyerahkan kendali lomba ke tangan Sean.

Sean membidik dua target, mengamankan posisi podium dan sebisa mungkin mencuri kemenangan. Perlahan dan bertahap dia menjalankan tugas itu d00engan baik. Pertama dia menaikkan posisi ke P2 dan menyisakan satu mobil Ferrari yang dikendarai oleh Conrad Laursen dari tim Kessel Racing 74 di depan.  

Sean bersama timnya dalam kejuaraan GTDunia Eropa. (jagonya ayam)

Sean terus memangkas jarak ke Laursen, dari 14 detik, lalu 4 detik, 2 detik, hingga 0.5 detik, untuk kemudian ada di P1 sebelum masuk pit. Secara lomba, Sean menyusul pebalap Denmark itu di atas trek sehingga tugas bagi Dan Harper sebagai pebalap berikut adalah mempertahankan posisi terdepan tersebut.

Harper sebenarnya berhasil menjalankan tugasnya dengan terus ada di P1. Hanya, beberapa kondisi di trek di antaranya status Full Course Yellow (FCY) menguntungkan kembali Kessel Racing 74 untuk ada di P1. Harper, seperti halnya Sean, sempat memangkas jarak dari tertinggal belasan detik menjadi hanya sekitar dua detik. 

Hanya, waktu yang tersedia bagi pebalap Irlandia Utara itu tak banyak, sehingga ketika finis tim Paradine Competition 991 tetap di P2. Tim Kessel Racing satu lagi, mobil nomor 8, melengkapi podium untuk kelas Bronze Cup.

“Menyenangkan bisa naik podium pada balapan pertama saya di Endurance Cup ini. Terima kasih untuk semua, untuk tim, juga untuk Darren serta Dan yang telah sama-sama mewujudkan hasil ini dengan baik. Berikutnya, saya balapan enam jam lagi bersama Darren, minggu depan di WEC Imola. Semoga dapat hasil bagus lagi,” kata Sean, Brand Ambassador Pertamax Turbo. 

Berita pertandingan 4 di Nurburgring:   

Tim Sean Gelael Gagal Lanjutkan Balapan, Ditabrak Saat Memimpin 

Nurburgring – Harapan tinggi sejak sesi latihan hingga kualifikasi ternyata tak berbuah manis di balapan. Tim Paradine Competition 991 mesti puas hanya berada di lintasan Sirkuit Nurburgring, Jerman, selama sekitar 10 menit dari tiga jam lomba yang mestinya dijalani 31 Agustus 2025. 

Start dari P2 kelas Bronze Cup ajang GT World Challenge Europe (GTWCE) – Endurance Cup, Darren Leung sebenarnya menjalankan tugas dengan baik ketika dia berhasil menyodok untuk kemudian langsung memimpin.   Dan sejak itu jalannya lomba tampak tidak bergejala ganjil sedikit pun bagi Leung.

Namun saat lomba memasuki menit ke-10, Leung yang sebenarnya tidak sedang bertarung dengan Riccardo Cazzaniga (Tresor Attempto Racing 88) karena berbeda kelas, malah terlibat insiden dengan pebalap Italia itu. Cazzaniga yang berlaga di kelas Gold dengan mobil Audi menabrak mobil BMW yang dikendarai Leung di Tikungan 3.

Akibat insiden itu suspensi kiri belakang mobil Leung rusak dan otomatis berhenti seketika dari balapan. Status DNF (do not finish) ini tentu menyesakkan bukan hanya bagi Leung, tapi tentu saja juga bagi Sean Gelael dan Dan Harper. Mereka punya harapan tinggi untuk meraih hasil bagus, dengan podium adalah target realistis.

Selain tim Paradine Competition 991 yang DNF akibat insiden tersebut, tim Tresor Attempto Racing 88 juga berhenti. Kedua mobil sama-sama mengalami kerusakan.

Lewat komunikasi radio, kru pit Paradine mencoba menyuruh Leung untuk membawa mobil ke garasi dan mengganti ban kiri belakang. Namun Leung merespons dengan mengatakan: “Sepertinya itu tidak bisa, karena mobil rusak.”  

Sean bersama timnya naik podium P pada putaran pertama kejuaraan GT Eropa Dunia di Perancis, 2025. (jagonya ayam)

Race 3 Hours of Nurburgring GTWCE untuk masing-masing kelas dimenangkan oleh, kelas Bronze Cup: tim 2 Seas Motorsport 222 (Mercedes-AMG), kelas Silver Cup: tim Boutsen VDS 10 (Mercedes-AMG), kelas Gold Cup: Verstappen.com Racing 33 (Aston Martin), dan kelas Pro: Rowe Racing 98 (BMW M). 

***

Pada kejuaraan GTWCE sebelumnya, pada putaran pertama di Paul Ricard, Prancis (April), Sean bersama timnya menyentuh garis finish di urutan kedua (P2).

Pada putaran kedua di Monza, Italia (Juni), meraih podium keenam (P6). Pada laga berikutnya di Belgia (Juni) mengalami kerusakan mesin dan gagal finis. Pada putaran berikutnya Agustus di Nurburgring ditabrak lawan dan gagal finis.

Dari dua berita hasil laga di atas, diketahui betapa ada faktor X pada penampilan tiap atlet, baik per orangan mau pun tim. Ada kalanya menang, ada kalanya gagal, ada kalanya finish di urutan tertentu. Ini pun dialami Sean dan timnya, urutan kedua pada laga pertama dan urutan keenam pada laga kedua serta tidak finis pada dua laga berikutnya.

Semoga Sean Gelael dan tim Paradine Competition 991 berhasil finis dan naik podium pada laga terakhir di Catalunya.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru