Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Tindakan Keras Masih Berlanjut, Cina Loloskan Hukum untuk Jadikan Islam “Cocok dengan Sosialisme”

Tindakan Keras Masih Berlanjut, Cina Loloskan Hukum untuk Jadikan Islam “Cocok dengan Sosialisme”

Mempraktikkan Islam dilarang di beberapa bagian Cina. Orang-orang yang sholat, berdoa, melaksanakan puasa, memelihara janggut, juga yang mengenakan jilbab terancam penangkapan. (Foto: Reuters/Al Jazeera)

Mempraktikkan Islam dilarang di beberapa bagian Cina. Orang-orang yang sholat, berdoa, melaksanakan puasa, memelihara janggut, juga yang mengenakan jilbab terancam penangkapan. (Foto: Reuters/Al Jazeera)

Mimbar-Rakyat.com – Cina telah mengesahkan undang-undang baru yang berupaya untuk “menerima” Islam dalam lima tahun ke depan. Langkah terbaru Beijing adalah berupaya menyusun aturan ulang bagaimana agama Islam dipraktikkan di nengara itu.

Dekrit baru, menurut Cina,  berusaha untuk ‘membimbing Islam’, ketika tindakan keras terhadap Muslim dan simbol-simbol Islam masih terus berlanjut. Demikian dilaporkan Al Jazeera. Hukum tersebut dikatakan untuk menjadikan Islam “cocok dengan sosialisme”.

Disebutkan, surat kabar berbahasa Inggris  Cina, Global Times, melaporkan pada hari Sabtu (5/1) bahwa setelah pertemuan dengan perwakilan dari delapan asosiasi Islam, pejabat pemerintah “setuju untuk ‘membimbing’ Islam agar kompatibel dengan sosialisme dan menerapkan langkah-langkah untuk mendikteisasi agama”.

Surat kabar itu tidak memberikan rincian lebih lanjut atau nama-nama asosiasi yang menyetujui keputusan tersebut.

Di bawah Presiden Cina Xi Jinping, pemimpin China paling kuat sejak Mao Zedong, Islam telah dilarang di beberapa wilayah Cina.  Orang-orang yang berdoa, melakukan puasa, menumbuhkan janggut, mengenakan jilbab, dan lainnya, ditangkap atau menghadapi ancaman penangkapan.

Menurut PBB, lebih dari satu juta Muslim Uighur, di salah satu wilayah di Cina, diperkirakan akan ditahan di kamp-kamp  di mana mereka dipaksa untuk mencela agama Islam dan memohon kesetiaan kepada Partai Komunis yang berkuasa.

Kelompok-kelompok HAM menuduh Cina terlibat dalam kampanye pembersihan etnis. Pada Agustus tahun lalu, editorial Washington Post menyatakan dunia “tidak bisa mengabaikan” kampanye melawan Muslim tersebut.

Bulan sabit dan kubah Islam telah dilucuti dari masjid, dan menurut kantor berita Associated Press, sekolah-sekolah agama dan kelas-kelas Arab dilarang dan anak-anak dilarang berpartisipasi dalam kegiatan Muslim.

Namun Cina telah menolak kritik tersebut, dengan mengatakan tindakan mereka itu untuk melindungi agama dan budaya minoritasnya.

Namun, dalam sepekan terakhir saja,  menurut South China Morning Post, pihak berwenang di provinsi Yunnan Cina, yang berbatasan dengan Mynamar, telah menutup tiga masjid yang didirikan oleh minoritas etnis Muslim Hui yang terpinggirkan.***(dta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru