Friday, March 29, 2024
Home > Olahraga > Sean Gelael, Formula Renault dan F1 Oleh A.R. Loebis

Sean Gelael, Formula Renault dan F1 Oleh A.R. Loebis

Sean Gelael dan Tom Dillman

Sean Gelael (kiri) dan rekan setim dari Jagonya Ayam with Carlin Tom Dillman. (seangp.com)

diejawentahkan bernama DRS (Drag Reduction System), yaitu sistem yang dapat mengubah sudut sayap belakang kendaraan untuk membantu mendahului kendaraan lain. Sedangkan hal lain yang akan dilakukan adalah adanya pit stop.

Di Formula 3, pit stop merupakan hal buruk, karena artinya si pebalap mengalami kerusakan atau ada masalah mekanikal yang harus diperbaiki tapi pada FR 3.5 itu merupakan kewajiban, yaitu   melakukan pit stop pada race kedua untuk mengganti sedikitnya dua ban.

Tim Jagonya Ayam with Carlin harus mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk meminimalkan waktu pit stop, dan kedua pit stop dapat dipergunakan untuk keuntungan strategi.

Misalnya, ketika Sean sedang terhalang di belakang pebalap lain, maka ia melakukan pit stop lebih awal untuk dapat berada di ruang terbuka saat kembali ke lintasan, sehingga dia dapat memacu mobilnya lebih kencang, dan bisa berada di depan pesaing saat lawan melakukan pit stop.

Manajer tim Carlin, Ricky Taylor mengatakan, “kendati pada 2014 Carlin tidak berkompetisi di Formula Renault 3.5, tetapi kami latihan pit stop di markas Carlin di Farnham, Inggris. “

“Kami terus memperbaiki diri. Kami menggangap pit stop sebagai sesuatu yang sangat penting, karena memungkinkan untuk memperbaiki posisi seorang pebalap. Lima tahun yang lalu kami berhasil menjuarai kejuaraan ini karena satu pit stop yang sangat cepat,” ujarnya Taylor.

Ia menjelaskan, untuk dapat melakukan penggantian dua ban, biasanya ban belakang, dibutuhkan tujuh orang dalam pit stop untuk bekerja cepat selama selama tiga detik.

Satu orang mengoperasikan dongkrak di bagian belakang kendaraan, kemudian dua orang melepas ban bekas di setiap sisi kendaraan, dua orang memasang ban baru, dan dua orang mengoperasikan wheel gun (alat pengencang baut ban).

“Prosesnya hampir sama seperti yang kita lihat di Formula 1,” kata Ricky. “Tetapi kadang-kadang juga diperlukan penggantian empat ban sekaligus, misalnya karena ban sudah sangat tipis atau karena faktor cuaca. Pada saat ini terjadi, satu orang akan mengerjakan satu ban.”

Sebenarnya, kata Taylor, ada orang kedelapan yang terlibat dalam proses pit stop, yaitu mekanik yang memegang tanda bagi si pebalap untuk berhenti dan berjalan kembali meninggalkan pit. Orang kesembilan? Ya si pebalap itu sendiri.

Semua pekerjaan tim harus amat rinci dan persis, sehingga dibutuhkan kecermatan, kerja sama tim dan kepiawaian si pebalap untuk memelihara irama dan momentum. Pekerjaan seperti ini butuh waktu bertahun-tahun sebelum naik ke puncak dan Sean Gelael sedang melakoninya.

Dalam satu-dua tahun ini, Sean masih terus menimba pengalaman, sebelum menikmati pengalaman lainnya di ajang lomba : Formula Satu.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru