Thursday, May 01, 2025
Home > Berita > Menyedihkan, 90 Persen Orang Indonesia Tidak Suka Membaca

Menyedihkan, 90 Persen Orang Indonesia Tidak Suka Membaca

Ilustrasi - Orang Indonesia malas baca buku. (kelembagaanperpusnasin)

MIMBAR-RAKYAT.com (Yogyakarta) – Buku adalah “jendela dunia”, tapi amat menyedihkan, hanya sekitar 10 persen orang Indonesia yang suka membaca buku, dengan kata lain, 90 persen malas membaca. 

Berdasar catatan kantor Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, sekitar 90 persen penduduk usia di atas 10 tahun gemar menonton televisi, tetapi tidak suka membaca buku.

“Sebanyak 10 persen masyarakat Indonesia yang umurnya di bawah 10 tahun gemar membaca, dan 90 persen penduduk gemar nonton televisi tapi tidak suka membaca. Artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah,” kata Kepala Kantor Perpustakaan Nasional RI Sri Sularsih dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Kulon Progo, DI Yogyakarta, Rabu.

Ia mengatakan di negara maju, orang umumnya gemar membaca di mana setiap penduduk membaca 20 hingga 30 judul buku setiap tahun. “Sebaliknya di Indononesia, penduduk hanya membaca paling banyak tiga judul buku dan itu pun masyarakat usia 0-10 tahun,” tutur Sri.

Ia menambahkan, berbasarkan hasil survei UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2014, menempati urutan 108 dari 187 negara di dunia.

IPM Indonesia lebih tinggi dibandingkan Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam dan Filipina, tapi jauh di bawah Singapura yang menempati posisi sembilan, juga di bawah Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand.

“IPM ini ditinjau dari aspek kesehatan, pendidikan dan pendapatan masyarakat. Hal ini menandakan, kita barus bekerja keras memajukan masyarakat dari sisi kesejahteraan,” katanya.

Untuk menjadi negara yang maju, katanya, kunci utamanya adalah kualitas sumber daya manusia yang gemar membaca yang menurutnya harus menjadi kebiasaan masyarakat dan ditanamankan kepada anak usia dini.

“Kita menyadari kualitas sumber daya manusia menentukan pembangunan dalam memujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera.  Kami berharap, dapat mendorong masyarakat mencintai budaya lokal melalui membaca buku. Serta menjadikan perpustakaan sebagai sahabat dan sumber ilmu pengetahuan,” kata Sri yang menyerahkan 500 eksemplar buku dari Kantor Perpustakaan Nasional kepada Perpustakaan Daerah Kulon Progo.

Pada kesempatan lain, Sri mengatakan, salah satu penyebab masyarakat enggan membaca karena tidak tersedianya bahan bacaan, apalagi di Indonesia banyak penduduk yang ada di pedesaan.

“Di kota relatif lebih mudah cari buku bacaan. Tapi coba lihat di desa, cari buku saja susah,” ujar Sri. (AN/KB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru