MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Konflik tak kunjung usai dalam tubuh Golkar mengundang keluarga Soeharto turun tangan.Cendana incar Golkar ditikungan saat kedua kubu, Agung dan Ical bertikai.
Titiek dan Tomy Soeharto melemparkan ide untuk mengambilalih Golkar sebagai jalan tengah. Sembari makan siang, keluarga itu mengundang Aburizal dan kawan-kawan termasuk Akbar Tanjung membahas situasi pelik yang kini melanda Partai Golkar.
Di gedung Granadi itu, Tommy usul agar segera digelar musyawarah nasional luar biasa untuk mengatasi konflik. Pembicaraan Jumat, 10 April 2015 itu memang tak membuahkan kesepakatan , namun segera memancing komentar dari seluruh daerah.
Kamis (23/4/2015), dua minggu setelah pertemuan itu, Titiek mengklaim adanya dukungan dari pengurus daerah agar Tommy Soeharto maju memimpin Golkar. ” Mereka, di daerah bersuara, keluarga Pak Harto saja deh yang ambil oper. Kami menangkap suara-suara seperti itu,” kata dia di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.Tentu saja, kata Titiek, peluang itu bisa terbuka jika Partai Golkar menggelar Munaslub tahun ini.
Wakil Ketua DPD I Maluku, Hendrik Jauhari Oratmangun,berkomentar “Silahkan saja keluarga Cendana ingin memimpin Golkar. Tetapi tetap harus melalui mekanisme Munas, kata Hendrik Kamis (24/4/2015).
Hendrik mengapresiasi kepedulian keluarga trah Soeharto turun gunung menyelesaikan konflik Golkar.
Salah seorang petinggi Golkar, orang dekat Aburizal, Tantowi mengakui suara daerah bervariasi. Dukungan pada keluarga Cendana tersebut bisa saja muncul dari rasa frustasi dan kesal.
“Meraka sudah kesal dengan pertikaian yang tidak berujung. Tapi bisa juga dari loyalis Pak Harto yang jumlahnya masih banyak,” ucap Wakil Ketua Komisi I DPR ini.
“Keluarga Cendana dan Golkar memiliki latar belakang sejarah yang panjang. Golkar hadir untuk menjadi kekuatan sosial politik penopang utama Pemerintah Soeharto,” ujar kata Plt Sekretaris DPD I Papua, Victor Abraham Abaidata , Jumat (24/4/2015).
Peran Presiden RI ke-2, Soeharto yang sudah membesarkan Golkar tiak bisa dinafikan. Kalau ada niat putra bungsu Soeharto, Tommy Soeharto maju sebagai calon ketua umum maka hal itu harus diapresiasi.”Toh dalam Munas Riau yang lalu Tommy juga mencalonkan diri,” ujar Victor.
Mengapa keluarga Cendana ingin kembali urus Golkar? Titiek mengaku, kemunculan trah Soeharto berangkat dari keprihatinan keluarga atas sengkarut di Partai Golkar.
” Ya prihatinlah. Golkar yang begitu besar telah berkiprah begitu lama, akhirnya menjadi seperti ini. Padahal sebenarnya kita ini adalah saudara. Mestinya diselesaikan secara damai,” kata mantan isteri Prabowo Subianto itu.
Itu, kata Titiek, bisa didapat melalui Munaslub yang digelar tahun ini juga. Saran Mahkamah Partai agar Munas digelar 2016, menurut dia terlalu kelamaan.
Cendana incar Golkar Di tikungan , Berhasilkah ?
Niat baik keluarga Cendana ini pun agaknya tak mulus-mulus amat .Wakil Ketua Umum Golkar, kubu Aburizal Bakrie (Ical), Aziz Syamsuddin berkomentar normatif. “Seluruh kader Golkar mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi calon ketum Golkar,” kata Aziz di Gedung DPR, Kamis (23/4/2015).
Aziz pun enggan berkomentar tentang kader daerah yang diklaim Titiek. Dia mengaku tidak tahu apakah keluarga Cendana memang sosok yang diidam-idamkan kader daerah. “Itu saya tidak tahu,” ujar Ketua Komisi III DPR ini.
Apakah sinyal ‘Pangeran Cendana’ ingin eksis kembali mendapat sambutan ? ” Bila mayoritas suara daerah menyetujui, mengapa tidak, kami ya ikut. ” kata Wakil Sekretaris DPD I Golkar Jawa Barat, Kusnadi saat dikonfirmasi, Jumat (24/4/2015).
“DPP Golkar mempersilakan Mas Tommy ikut bertarung di Munas yang akan datang, termasuk Pak Aburizal dan kader-kader lainnya,” kata Leo Nababan Ketua DPP hasil Munas Bali,dalam keterangannya, Jumat (24/4/2015).
Munas dimaksud adalah munas rekonsiliasi yang diamanatkan putusan Mahkamah Partai Golkar dan dikutip dalam SK Menkum HAM tentang pengesahan DPP Golkar kubu Agung Laksono. Munas itu digelar selambatnya Oktober 2016.Jawaban yang bersayap. Alias tidak jelas.