Thursday, October 24, 2024
Home > Berita > Bagir Manan pada HPN 2018: Netizen perlu dirangkul

Bagir Manan pada HPN 2018: Netizen perlu dirangkul

Prof. Bagir Manan. (warta9.com)

MIMBAR-RAKYAT.com (Padang) – Mantan Ketua Dewan Pers Prof  Bagir Manan memberi materi dalam workshop penyusunan kurikulum jurnalistik untuk netizen yang berlangsung di Premier Basko Hotel, Padang, Sumatera Barat, Rabu (7/2/18), dengan menekankan perlunya usaha untuk merangkul mereka.

Dalam acara yang diselenggarakan Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) PWI dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI itu,  Bagir Manan menyampaikan kuliah umum tentang tugas pemimpin redaksi dalam perspektif etika dan hukum pers Indonesia.

Pada acara rangkaian hari pers nasional (HPN) 2018 itu,  Bagir mengatakan, netizen merupakan suatu kelompok atau satu kesatuan yang tidak bisa dihilangkan dari perkembangan zaman.

“Sehingga perlu dirangkul dan diarahkan agar bermanfaat untuk kebaikan, terutama dalam memberantas hoax. Netizen harus dirangkul, diberi pengetahuan dan diawasi sehingga bermanfaat,” katanya.

Menurut Bagir, SJI PWI dan pemerintah bertanggungjawab untuk menciptakan para netizen yang profesional agar upaya memerangi hoax bisa terwujud secara bertahap.

Pada bagian lain pemaparannya, Bagir mengatakan pers merupakan lembaga etik sehingga insan pers harus menjunjung tinggi etika.

Ia mengatakan hal itu di adapan ratusan pelajar dan mahasiswa dalam Forum Literasi Digital Citizenship untuk Generasi Milenial dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2018.

Bagir mengatakan, jika insan pers melanggar etika maka sesungguhnya dia sudah mengkhianati pers.

“Pers harus menjunjung tinggi etika, dia harus mengedepankan kepentingan publik. Misalnya pada Pilkada Serentak 2018, kepentingan publiklah yang harus dilindungi,” ujarnya.

Pers juga harus menjaga keutuhan NKRI dengan turut mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Menurut saya, itulah mission pers sesungguhnya,” katanya.

Selain itu, Prof. Bagir juga menyoroti merebaknya fenomena hoax di Indonesia. Menurutnya, ada sejumlah faktor psikologis yang menjadi penyebab orang menyebarkan hoax.

“Penyebabnya yaitu faktor situasi kejiwaan. Misalnya, orang yang sedang bergolak, antara idealisme dan kenyataan, semata-mata karena gejolak kejiwan,” ujarnya.

Selanjutnya, hoax karena iseng saja dan hoax karena dorongan dan sikap ideologis. Karena merasa teraleniasi dan merasa tidak berdaya.

“Kejiwaan dari orang yang melalukan hoax, ada beberapa, seperti tidak sanggup kompetisi secara fair, terbuka, dan tidak sanggup memikul tanggungjawab,” jelasnya.

Prof. Bagir berharap semua pelajar dan mahasiswa yang hadir dalam forum literasi ini dapat menjadi The Rising Inteletual. Kaum intelektual yang selalu mengedepankan intelektual dan mampu melawan hoax.

“Dengan memiliki kemampuan kompetensi, memiliki sikap jujur, sikap yang baik dan itu hanya mungkin jika kita punya kualitas,” pungkas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.  (An/Kb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru