Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI mengerahkan satu kapal, KN Pulau Marore-322, untuk patroli di Perairan Aceh. Kepala Bakamla Laksamana Madya Irvansyah mengatakan, patroli itu untuk penanganan pengungsi Rohingya.
“Kami sudah mengerahkan satu kapal, KN Pulau Marore di perairan Aceh dan bergabung dengan instansi lain, TNI AL, dan unsur dari Polri,” kata Irvansyah usai upacara peringatan hari ulang tahun ke-18 Bakamla di Taman Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2023).
Irvansyah mengatakan, tugas Bakamla mencegah pengungsi Rohingya masuk ke perairan Indonesia. Baca juga: UNHCR Nilai Aksi Pengusiran Pengungsi Rohingya akibat Misinformasi dan Disinformasi Namun, ia mengingatkan bahwa Bakamla akan membantu pengungsi Rohingnya jika memiliki keadaan darurat di laut.
“Namun perlu diingat, kita sebagai aparat di laut, sebagai seorang pelaut, seluruh dunia ini punya kode etik dan peraturannya, tidak hanya peraturan Indonesia saja,” ujar Irvansyah.
“Siapa pun, jangankan Rohingya yang belum tahu kita salahnya apa. Musuh yang salah saja kita harus tolong kalau mereka punya kedaruratan atau emergency di laut. Kalau kita tidak menolong, itu sudah melanggar kode etik dunia,” kata mantan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) itu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta Bakamla RI untuk patroli guna mencegah datangnya para pengungsi Rohingya di perairan Indonesia.
“Kita akan mencari jalan untuk mencari pertama kalau bisa enggak masuk. Bakamla tetap lakukan koordinasi untuk berpatroli,” kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam dikutip dari Antaranews, pada 6 Desember 2023. Mahfud mengatakan, Bakamla akan berkoordinasi dengan TNI AL dalam patroli di beberapa titik.
Menurut Mahfud, pihaknya fokus pada pencegahan pengungsi masuk dan pemindahan warga Rohingya yang sudah mengungsi ke tempat lain. Beberapa upaya, Mahfud mengatakan, sudah dilakukan. Mulai dari berkoordinasi dengan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Pengungsi (UNHCR) hingga mencari tempat pengungsian baru. (ds/sumber Kompas.com)