Thursday, May 01, 2025
Home > Olahraga > Sean Gelael, Formula Renault dan F1 Oleh A.R. Loebis

Sean Gelael, Formula Renault dan F1 Oleh A.R. Loebis

Sean Gelael dan Tom Dillman

Sean Gelael (kiri) dan rekan setim dari Jagonya Ayam with Carlin Tom Dillman. (seangp.com)

Renault 3.5, yang menggunakan kendaraan Formula Renault diperkuat mesin V8 dengan daya  530 bhp (daya kuda).

Sean mendapat pengalaman baru dalam test itu, lebih mengenal settingan “high downforce” dan “low downforce” pada karakter tertentu dari lintasan sirkuit.

“Tom memiliki mobil yang lebih baik di pagi hari, tetapi di sore hari saya dan engineer tim bekerja keras untuk mendapatkan keseimbangan yang lebih baik. Akhirnya kami berhasil mendapatkan setingan bagus dan saya mampu mencetak waktu yang cukup baik,” begitu diakui pebalap 18 tahun itu.

Berkenalan dengan Aragon

Nah, Sean kemudian melakoni test pra-musim FR 3.5 mengecewakan di Sirkuit Motorland Aragon, Spanyol,  karena, tak tain tak bukan karena masalah teknis yang menderanya pada latihan hanya sehari itu.

Ia melakukan test hanya satu hari, Minggu, karena Selasa pagi ia harus duduk di dalam kelas untuk menjalani ujian di Universitas Bath, padahal ia mendambakan dapat berlama-lama di dalam kendaraan untuk menimba lebih banyak pengalaman.

Pemuda Jakarta itu didera serangkaian momentum dramatis tapi ia masih sanggup memperagakan kecepatan pada sesi test petang  dan malah mampu melejit sebagai pebalap tercepat kedua di atas kendaraan Jagonya Ayam with Carlin.

“Hari-hari frustrasi,” kata Sean, “Kuantitas test yang kami lakukan oke, tetapi dari sisi kualitas tidak ada-apa-apanya, karena saya mengalami begitu banyak masalah teknis.”

“Saya mengganti ban baru pada sesi petang dan saya berada pada urutan kedua tercepat dan saya selalu berada di urutan  kedua hingga keempat pada sesi itu. Saya berusaha melaju lagi dengan ban baru dan saya berada di urutan lima besar petang harinya, tetapi as kardan patah. Menjengkelkan, hal seperti itu dapat terjadi dalam balapan,” katanya.

Tapi Sean menyatakan tetap berusaha memaksimalkan persiapannya sebelum menjalani lomba pertama di atas mobil  Dallara-Renault dengan kekuatan 530 daya kuda itu.

Kemudian pada medio Maret, Sean mengikuti test Formula 3 di Valencia – karena ia sebelumnya merancang mengikuti lima putaran tapi akhirnya hanya satu – di Sirkuit Ricardo Tormo dekat kota Valencia, Spanyol.

Dalam test ini terbukti, bahwa ia harus “beradaptasi” lagi dengan kendaraan itu, sejak ia terakhir kali menaikinya di Macau GP, November 2014, karena karakter dan irama yang berbeda dari kedua jenis mobil dan lomba itu.

“Saya merasakan perbedaannya dengan mobil Formula Renault 3.5 dan saya berharap seperti itu. Teknis mengendarai dan mengerem mobil Formula 3 kanamat berbeda. Kecepatan bertambah pada tengah tikungan dan berpengaruh juga pada bagian lain dan ini amat terasa karena sudah terbiasa dengan kendaraan lain,” katanya.

“Ketika saya mencoba kecepatan pada pertengahan tikungan (mid-corner), saya harus mengawalinya dengan kecepatan pada titik lebih awal, tetapi mobil F3 tidak memiliki daya untuk keluar dari situasi ini.  Kita tidak dapat memaksakan mobil F3 seperti yang dapat kita lakukan pada kendaraan Formula Renault 3.5,” diakui Sean, yang sudah naik kelas dalam jenis lombanya.

Debut FR 3.5 Aragon

Sean Gelael kini melakoni balapan yang lebih berat, bahkan disebut-sebut sudah amat mirip dengan lomba Formula Satu (F1).

Di antara kemiripan itu, adalah daya mobil FR 3.5 lebih besar dari F3, selain itu ada sistem yang 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru