Sean Gelael dua kali mengalami nasib nahas saat berlomba di Spa-Franchorchamps, ketika sedang membalap kencang ditabrak sehingga tidak dapat meneruskan lomba.
Pada 2024, Sean yang sedang bertarung di posisi atas dan berpeluang ada di podium atau bahkan menang di kelas LMGT3, ditabrak oleh Earl Bamber yang bertarung di kelas Hypercar.
Sementara tahun ini (2025) Sean ditabrak sesama pebalap LMGT3 di lokasi yang hanya berjarak dua tikungan dari insiden 2024. Pantas dikenang, di sirkuit itu pula Sean pernah menang P1 pada kejuaraan 2022.
Sebelum insiden, Sean sedang berjuang menaikkan posisi tim United Autosports 95 setelah ambil alih kemudi dari Darren Leung dan keluar dari pit di posisi 15 (P15).
Karena beragam kondisi, Sean sudah ada di P9 dan di atas trek kecepatannya ada pada kisaran 1 hingga 2 detik lebih cepat dari Valentino Rossi di P8. Sean sudah berhasil memangkas selisih dengan Rossi, dari tadinya lebih dari 15 detik menjadi hanya sekitar 6-8 detik.
Saat sedang memburu itulah tiba-tiba Matteo Cairoli (Iron Linx 60, Mercedes) datang dari belakang dan mencoba fight dengan Sean. Cairoli gagal dan keluar trek di Tikungan Les Combes itu. Namun saat ingin kembali ke trek bukannya mencari jalur aman sesuai regulasi, dia terburu-buru dan malah menabrak Sean dari samping.
Sean terhempas kencang dan terdampar di tumpukan ban di pinggir trek. Mobil McLaren-nya rusak parah akibat tabrakan itu dan Sean pun berhenti seketika dari lomba.
Tim United Autosports 95 pun berstatus DNF (do not finish) dan bersyukur Sean mampu keluar dari mobil dan berjalan seperti biasa, tak ada cedera apa pun yang dialaminya.
Cairoli dan tim Iron Lynx 60 terkena penalti berhenti di pit selama 30 detik (30s Stop and Go) akibat insiden tersebut. Sementara bagi tim United Autosports lomba 6 Hours of Spa-Francorchamps Sabtu (10/5) itu cukup miris, karena mobil mereka satu lagi, nomor 59, juga mengalami insiden yang mirip walau tak parah dan bisa finis di P15.
“Insiden yang tak mengenakkan dan tak bisa dihindari. Tapi alhamdulillah saya baik-baik saja dan semoga bisa bangkit pada balapan penting, 24 Hours of Le Mans, Juni,” kata Sean.
Pada 2024, setelah kecelakaan di Spa, Sean bangkit dan finis P2 di Le Mans.

Pada laga sama 2024, setelah meraih hasil sempurna di P2 Imola, Sean Gelael yang membalap bersama Valentino Rossi di tim sama dengan mobil berbeda, mengalami nasib nahas di Spa.
Mobil Sean Gelael dan Valentino Rossi gagal finis gara-gara kesalahan ceroboh mobil hypercar dalam balapan enam jam di kandang tim WRT, yang ketika itu dibela Sean dan Rossi.
Padahal Sean dan Rossi sama-sama sedang menjalani balapan yang lumayan bagus sejak awal, dan memiliki potensi meraih hasil baik di kelas LMGT3. Dalam balapan tersebut, mobil #46 yang dikendarai Rossi dkk memulai balapan dari posisi kedua, sedangkan mobil #31 yang dikendarai Gelael dkk memulai dari posisi ke-12.
Sama-sama memulai balapan dengan cukup baik, mobil #46 mengalami musibah duluan ketika rekan semobilnya, Ahmad Al Harty, jadi korban tabrak.
Ketika itu, dua mobil hypercar yang sedang bertarung, salah satunya dikendarai Rene Rast yang juga driver BMW M Team WRT.
Rast menabrak mobil hypercar tim JOTA #38 yang dikendarai Philip Hanson, dan nahasnya terjadi kecelakaan karambol yang membuat Al Harty tertabrak.

Balapan dihentikan sejam lebih untuk perbaikan pembatas trek akibat crash tersebut, dan mobil #46 pun harus keluar balapan lebih duluan.
Insiden di Kemmel Straight kemudian terjadi, menyajikan momen di mana Bamber salah mengantisipasi jarak saat berkecepatan tinggi.
Pebalap asal Selandia Baru itu menyundul Jani dan karena ruang gerak sempit dia menabrak Sean sehingga keduanya menghantam tembok yang berseberangan. Lomba dihentikan (red flag), mobil Bamber dan Sean rusak parah dan keduanya berhenti dari balapan.
Drama di Fuji
Tak sampai di situ, Sean kembali mengalami drama sama ketika sedang berlomba di Fuji pada 15 Oktober 2024, setelah pada 2023 ia naik podium di sirkuit di kaki gunung ikonik itu.
Sean Gelael, Augusto Farfus, dan Darren Leung memulai rangkaian putaran tujuh FIA WEC di Fuji Speedway dengan fokus untuk lomba sejak Free Practice 1.
Mereka bertekad mencegah titel juara kelas LMGT3 diraih Team Manthey PureRxcing 92 di Fuji. Apalagi posisi start mereka pun berdekatan, di luar 10 Besar.
Sejak start, Leung yang menjadi pebalap pertama Team WRT 31 tampil tanpa membuat kesalahan. Start dari P16 dia mampu memanfaatkan keadaan akibat insiden yang membuat Safety Car masuk dua kali sebelum dia menyerahkan perjuangan tim kepada Augusto Farfus.
Saat Farfus di balik kemudi, menariknya posisi peringkat 1, 2, dan 3 klasemen berdekatan. Manthey 92 di P9, lalu WRT 31 di P10, dan Manthey EMA 91 di P11.
Posisi berdekatan tersebut berlangsung lama walau dengan peringkat lebih baik mengingat program pit stop yang berbeda antara tim yang satu dengan yang lain.
Farfus kemudian diganti oleh Sean. Saat itu Team WRT 31 sudah membaik, karena telah ada di P4 s.d. P6 dan berpotensi podium.
Di saat harapan tinggi inilah Sean mengalami insiden. Dia disenggol dari belakang di Tikungan 1 oleh Kevin van der Linde (Akkodis ASP Team 78) yang mengendarai Lexus.
Akibat tabrakan itu, posisi Sean bukan hanya turun dari P4 ke P6 namun seterusnya mobil juga jadi mengalami kerusakan dan sulit dikendalikan. Walau dia sempat menyusul Michelle Gatting (Iron Dames 85) untuk P5, namun dalam perjalanan berikut mobil BMW M4 GT3 yang dikendarainya benar-benar tak berdaya.
Bahkan Sean sempat disusul balik oleh Gatting, sebelum akhirnya masuk pit bergantian dengan Farfus. Pebalap Brasil ini juga tak bisa berbuat banyak dan hanya mampu membawa WRT 31 finis di P10 dengan membawa pulang 1 poin.
“Di sini awalnya kami masih punya kans untuk menjaga peluang jadi juara tetap ada. Namun kami kena hantaman dan tiga kali melintir di trek yang membuat mobil jadi rusak,” kata Sean.
Ketika itu, Ricardo Gelael, menyatakan amat disayangkan mobil yang dikendarai Sean Gelael disenggol kendaraan lawan dari belakang.
“Setidaknya Sean bersama WRT31 dapat berada di P3 atau P4 bila tidak terjadi senggolan itu,” kata Ricardo, tokoh otomotif yang juga ayahanda Sean Gelael.
“Tapi itulah balapan, apa pun bisa saja terjadi,” tutur Ricardo, ”Sebagai pebalap pro, ia harus tetap siap. Siap balapan Dimana dan kapan saja. Itu merupakan kewajiban bagi pebalap professional.”
Pebalap profesional
Seorang atlet professional harus siap berlaga kapan pun dan dimana pun, teremasuk atlet Indonesia, Sean Gelael.
Dalam tiga contoh saat Sean ditabrak lawan ketika membalap dengan kencang, menunjukkan betapa suatu proses dalam pertandingan selalu diwarnai berbagai hal, tentu saja termasuk faktor kebetuntungan (luck factor).
Proses lomba yang merupakan hakikat olahraga terjadi pada semua atlet dan faktor keberuntungan pun menyertai hasil lomba, sehingga ada kalah dan ada menang.
Sean pernah menang dan naik podium tiga kali di Spa, Belgia, ketika ia berlaga di Formula 3. Ia pun pernah naik podium di Imola, Jepang, Le Mans 24 Jam dan di beberapa sirkuit lain.
Sean Gelael bahkan pernah menang dan juara nasional reli mobil (2021) dan pada masa muda mengawali kiprahnya dengan juara nasional karting, juara Asia karting dan aktif dalam kejuaraan karting Eropa.
Nah, pada 2025, tepatnya 13 April 2025, Sean menempati posisi P2 kejuaraan GT 3 Dunia Eropa di Paris yang pertama kali diikutinya.
Lomba tidak mudah dilakukan Sean Gelael, Darren Leung, dan Dan Harper pada balapan pembuka GT World Challenge Europe (GTWCE) 2025 – Endurance Cup. Ketiga pebalap yang mengendarai BMW M4 GT3 tersebut start dari P8 di kelas Bronze Cup dan finis di P2 di Sirkuit Paul Ricard, Prancis.

Balapan berdurasi enam jam pada 12/4 itu relatif berjalan mulus, nyaris tak ada insiden berarti. Walau begitu khusus bagi tim Paradine Competition 991, berjuang menaikkan posisi dari P8 bukanlah hal mudah. Leung menjalankan tugas pertamanya dengan langsung melesat ke P4, sebelum akhirnya naik lagi ke P3 ketika menyerahkan kendali lomba ke tangan Sean.
Sean membidik dua target, mengamankan posisi podium dan sebisa mungkin mencuri kemenangan. Perlahan dan bertahap dia menjalankan tugas itu dengan baik. Pertama dia menaikkan posisi ke P2 dan menyisakan satu mobil Ferrari yang dikendarai oleh Conrad Laursen dari tim Kessel Racing 74 di depan.
Sean terus memangkas jarak ke Laursen, dari 14 detik, lalu 4 detik, 2 detik, hingga 0.5 detik, untuk kemudian ada di P1 sebelum masuk pit. Secara lomba, Sean menyusul pebalap Denmark itu di atas trek sehingga tugas bagi Dan Harper sebagai pebalap berikut adalah mempertahankan posisi terdepan tersebut.
Harper sebenarnya berhasil menjalankan tugasnya dengan terus ada di P1. Hanya, beberapa kondisi di trek di antaranya status Full Course Yellow (FCY) menguntungkan kembali Kessel Racing 74 untuk ada di P1. Harper, seperti halnya Sean, sempat memangkas jarak dari tertinggal belasan detik menjadi hanya sekitar dua detik. Waktu yang tersedia bagi pebalap Irlandia Utara itu tak banyak, sehingga ketika finis tim Paradine Competition 991 tetap di P2.

“Menyenangkan bisa naik podium pada balapan pertama saya di Endurance Cup ini. Terima kasih untuk semua, untuk tim, juga untuk Darren serta Dan yang telah sama-sama mewujudkan hasil ini dengan baik,” kata Sean.
Putaran kedua GTWCE – Endurance Cup digelar di Sirkuit Monza, Italia, pada 1 Juni 2025 sedangkan lanjutan kejuaraan FIA WEC – putaran keempat adalah Le Mans 24 Jam pada 11-15 Juni 2025.
Di kelas LMGT 3 akan turun Sean Gelael, bersama tim Mc Laren United Auto Sport 95, didampingi rekannya Darren Leung asal Inggris dan Norman Sato (Jepang).
Pada laga 2024 saat bersama tim WRT 31 Sean berhasil finis podium kedua pada balap 24 jam Le Mans di Sarthe , Perancis itu, tepatnya pada 16/6/2024.
Pada 2021, saat Sean Gelel masih tampil di kelas LMP2 bersama tim JOTA 28, ia juga meraih posisi sama di urutan kedua.
Sean tak lama lagi akan tampil di laga GTWCE di Monza dan lanjutan kejuaraan FIA WEC Le Mans 24 Jam di Perancis. Kita ucapkan selamat lomba Sean, semoga sukses! (arl)