Thursday, May 01, 2025
Home > Sosok > Pepeng Menyelami Makna Hidup Dari Rasa Sakit

Pepeng Menyelami Makna Hidup Dari Rasa Sakit

Pepeng kini sudah tiada

Pepeng kini sudah tiada (viva.co.id)

Pepeng. Di kamar tidur yang baru saja selesai direnovasi itu, Pepeng selalu menerima tamu-tamunya dan ia tidak pernah menolak siapa saja yang ingin bertandang kerumahnya. “Bahkan ada seorang kenalan dari akun jejaring media sosial datang ke rumah Pepeng dengan mengajak 100 rekan sekantornya” ujarnya.

Tiaap kali berbicara, Pepeng sebenarnya merasakan rasa sakit, tapi karena guyonan segar dan sapaan hangat, lawan bicara sering kali lupa bahwa Pepeng sedang sakit. Pepeng justru mampu menebar semangat hidup. “Bukan penasihat spiritual. Adanya gue aja,” katanya.

Nah, laptop ketika itu menjadi andalannya untuk tetap menjalin hubungan dengan dunia luar, karena Pepeng pun tidak bisa menggunakan kursi roda dan hanya terbaring di tempat tidur.

Perjuangan dan keikhlasan Pepeng dalam melawan sakit yang dideritanya menjadi teladan bagi semua pihak bahkan Kick Andy juga menobatkan Pepeng sebagai salah satu penerima anugerah Kick Andy Heroes.

Pepeng mengawali karinya di dunia panggung hiburan, khususnya di dunia lawak dan berawal sejak masa kuliah saat ia memenangi lomba lawak mahasiswa pada 1978 sebagai juara pertama dan saat itu juara kedua adalah Krisna Purwana dan ketiga Nana Krip.

Dari situ ia melangkah lebih jauh dan bersama Krisna dan Nana Krip, mereka membentuk grup lawak bernama Bahana Joke dan FKR 246. Ia pun mendirikan grup musik humor Gmselo, singkatan Gerak Musik Seloroh.

Sys NS pada 1986 membawa Pepeng, Krisna dan Nana Krip bergabung dalamSersan Prambors, merupakan program Radio Prambors. Pepeng pun kemudian merambah dunia film dengan membintangi antara lain Rojali dan Juleha pada 1979, kemudian Sama-Sama Enak (1986) dan Anunya Kamu  (1986).

Perjalanan hidup pun berubah,  ketika pada 1987 Sersan Prambors bubar.  Pepeng menghilang dari blantika hiburan, karena ia memilih  berkarir sebagai pegawai kantor, menjadi pegawai Bank Pinaesaan (1988) dan pindah ke Bakrie Brothers pada 1989.

Pada 1992, nama Pepeng kembali mencuat ketika membawakan acara kuis dengan nama Telekuis Jari-Jari.

Pepeng akhirnya mengidap penyakit langka yang dikenal dengan nama multiple sclerosis yang mengharuskannya memakai kursi roda dan ia hanya dapat berbaring di tempat tidur.

Pepeng, yang menjadi panutan karena hebatnya memerangi penyakitnya dengan semangat yang terus berkobar, Rabu meninggal dunia. Semua orang berduka, tapi ia sudah ditakdirkan mengakhiri hayatnya seperti sudah dituliskan saat ia lahir.

Selamat jalan Pepeng.  (dari berbagai sumber/arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru