Sunday, September 28, 2025
Home > Nasional > Kurikulum Pendidikan 2013 Dipaksakan

Kurikulum Pendidikan 2013 Dipaksakan

MIMBAR RAKYAT: Penerapan kurikulum 2013 dinilai terlalu dipaksakan dan terburu-buru. Masih banyak guru yang belum memahami substansi kurikulum 2013 sehingga dibutuhkan waktu lebih untuk mempersiapkannya.

Demikian disampaikan Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo, pemerhati pendidikan yang juga aktivis Yayasan Taman Siswa Jakarta Darmaningtyas, dan sejumlah guru yang ditemui, Senin (15/7).

Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh secara resmi meluncurkan kurikulum 2013 pada hari pertama tahun ajaran baru di SMA Negeri 1 Bantul, Yogyakarta, Senin (15/7). Kurikulum 2013 ini tidak diterapkan secara serentak, tetapi baru di 6.326 sekolah yang tersebar di 295 kabupaten/kota.

Mendikbud optimistis guru mampu mengajarkan materi pembelajaran dengan konsep sesuai dengan kurikulum 2013. “Selain sudah mendapat pelatihan, guru juga mendapat buku pegangan. Siswa juga punya buku sendiri. Jadi, tidak ada alasan bagi guru untuk tidak berani mengajar dengan kurikulum baru,” ujarnya.

Ia menambahkan, guru yang mengajarkan materi kurikulum baru akan terus dipantau selama satu tahun. Mereka juga akan menerima pendampingan dari guru inti agar bisa cepat beradaptasi dengan kurikulum 2013. “Perkembangannya akan terus kami pantau selama setahun ini,” ucap Nuh.

Sulistiyo menilai penerapan kurikulum 2013 tergesa-gesa karena pelatihan guru baru selesai pada Sabtu (13/7) lalu. “Kalau dari urutan kinerja, ini agak tergesa-gesa. Pelatihannya kan baru selesai Sabtu (15/7). Guru perlu menyiapkan diri dengan membaca buku, menyiapkan silabus dan dokumen kurikulum lainnya yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu satu hari,” ujarnya.

Namun, Sulistyo mengatakan, pelaksanaan pelatihan kurikulum 2013 untuk guru dinilai baik karena terdapat sesi bedah buku dan pelatihan mengajar dalam situasi yang kecil (micro teaching) yang dilakukan oleh guru.

Sulistyo berharap pemerintah betul-betul melakukan pemantauan dan pendampingan kepada guru agar kurikulum berjalan sesuai tujuan. “Kami harap pemerintah benar-benar melakukan pembimbingan terhadap guru secara serius, sesuai semangatnya. Bukan sekadar formalitas,” tuturnya.

Meski guru menjadi ujung tombak penerapan kurikulum 2013, Sulistyo meminta pemerintah untuk tidak menyalahkan guru apabila belum terjadi perubahan secara signifikan. “Kalau guru tidak berhasil, kami berharap pemerintah tidak menyalahkan guru. Karena itu, evaluasi perlu dilakukan baik jangka pendek maupun jangka panjang, untuk melihat perkembangannya,” katanya.

Sejumlah guru di Tangerang Selatan mengaku belum siap menerapkan kurikulum 2013. Seorang guru di SMP Negeri 8 Tangsel mengaku belum siap mengajarkan kurikulum baru. Alasannya, ia belum menangkap substansi dari kurikulum baru tersebut. (SK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru