Mimbar-Rayat.com (Padang) – Indonesia rawan gempa karena terletak di atas tiga lempeng aktif yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi mengalami gempabumi mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku hingga Papua.
Hanya di Kalimantan bagian barat, tengah, dan selatan, sumber gempabumi tidak ditemukan. Kendati demikian, masih ada guncangan yang berasal dari gempa yang bersumber di Laut Jawa dan Selat Makassar. Namun secara umum Indonesia adalah negara yang paling sering dilanda gempabumi.
Kota Padang salah satu wilayah yang berpotensi terdampak gempa. Menurut data Inarisk, Padang memiliki tingkat risiko gempabumi kelas sedang hingga tinggi, lebih dari 60% wilayah kota Padang memiliki risiko gempabumi dengan luas risiko sebanyak 18.456 hektar dan 902.263 jiwa berpotensi terpapar gempa bumi. Demikian dikutip mimbar-rakyat.com dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencaana (BNPB), bnpb.go.id.
Melihat data tersebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Mitigasi Bencana bekerjasama dengan Museum Gempa Yogya, menyusun perangkat penilaian bangunan bertingkat tahan gempa di Padang. Gita Yulianti selaku Kepala Seksi Penilaian Struktur BNPB mengatakan, kegiatan uji lapang ini bermanfaat untuk mengetahui efektivitas perangkat yang disusun
“Mulai tanggal 4 sampai 6 Desember dilakukan uji lapangan di Kota Padang untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dan kemudahan penggunaan perangkat yang disusun yang kemudian diintegrasikan dengan aplikasi Inarisk sehingga dapat diakses dengan mudah oleh semua kalangan,” ujar Gita saat membuka kegiatan Uji Lapang Bangunan Bertingkat di Padang, Sumatera Barat, awal Desember lalu.
“Bukan gempanya yang membunuh tapi bangunannya, maka dari itu pentingnya perkuatan struktur dengan membangun bangunan yang tahan gempa di wilayah berisiko gempabumi seperti di Padang ini,” lanjutnya.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kerentanan bangunan dengan obyek meliputi rumah tinggal, sekolah, bangunan publik dan perkantoran yang memiliki empat lantai.
Kedepan diharapkan BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat melakukan uji penilaian kerentanan bangunan di daerahnya masing-masing guna meningkatkan kesiapsiagaan daerah untuk mewujudkan Indonesia tangguh bencana.
Pengarah BNPB, Prof. Dr. Sarwidi menyatakan kegiatan ini menjadi salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam rangka meningkatkan ketangguhan masyarakarakat terhadap ancaman gempa, sehingga tujuan meminimalisir korban jiwa dapat tercapai.
Sementara itu BPBD Provinsi Sumatera Barat merespon positif pelaksanaan uji perangkat ini. Dalam sambutannya, Kepala BPBD yg diwakili oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi, Syahrazad Jamil menyampaikan dukungan terhadap kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas di daerah.
“Kami berterima kasih kepada BNPB dan tim Museum Gempa Yogya karena wilayah kami menjadi wilayah uji perangkat yang pertama. Kami menyadari bahwa kami tinggal di lokasi yang rentan terhadap gempabumi. Namun kapasitas kami masih terbatas, untuk itu kami mendukung penuh program ini,” ungkap Syahrazad.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang Barlius yang juga hadit pun mengamini apa yang disampaikan oleh Syahrazad. Pentingnya kekuatan bangunan untuk menahan guncangan gempa merupakan salah satu minimnya dampak gempa.(edy)