Mimbar-Rakyat.om (Amman) – Sekitar 40 anak-anak telah tewas dan ribuan lainnya terluka sepanjang satu tahun demonstrasi di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel. Demikian diumumkan PBB Kamis (28/3) waktu setempat dan menyerukan “de-eskalasi mendesak.”
Ribuan warga Palestina berkumpul setidaknya setiap minggu di sepanjang perbatasan guna melakukan protes yang menyebabkan bentrokan mematikan dengan militer Israel. Demikian dikutip dari Arab News.
Para demonstran menyerukan agar Israel mencabut blokade selama satu dekade di Gaza yang melumpuhkan, juga menuntut diiizzinkannya para pengungsi kembali ke rumah keluarga mereka yang melarikan diri pada akhir 1940-an selama penciptaan negara Yahudi.
Sekitar 40 anak-anak telah terbunuh dalam protes dan “hampir 3.000 lainnya telah dirawat di rumah sakit dengan cedera, banyak yang menyebabkan cacat seumur hidup,” kata badan anak-anak PBB (UNICEF).
“UNICEF mengingatakan kemarahannya karena jumlah anak menjadi korban yang sangat tinggi yang terbunuh dan terluka akibat konflik bersenjata 2018,” kata direktur UNICEF Timur Tengah Geert Cappelaere.
Dia meminta kedua belah pihak untuk “memastikan anak-anak tidak menjadi sasaran.”
“Mengeksploitasi anak-anak yang kurang memiliki tujuan dan kerentanan atau memasukkan mereka ke dalam kekerasan adalah pelanggaran terhadap hak-hak anak.”
Secara total, 258 warga Palestina telah terbunuh oleh tembakan Israel di Gaza sejak protes dimulai, sebagian besar selama bentrokan perbatasan. Dua tentara Israel juga terbunuh dalam periode yang sama.
Pernyataan UNICEF itu menyusul gejolak hebat pekan ini antara Hamas dan Israel, dengan serangan roket dari Jalur Gaza yang memicu serangan udara pembalasan.***(janet)