Thursday, May 01, 2025
Home > Olahraga > Tim Jagonya Ayam Memukau Eropa Oleh A.R. Loebis

Tim Jagonya Ayam Memukau Eropa Oleh A.R. Loebis

Tim Jagonya Ayam diwawancarai (seangp.com)

Tim Jagonya Ayam (seangp.com)
Tim Jagonya Ayam (seangp.com)

menunjukkan kepiawaiannya sebagai  pebalap dengan segudang pengalaman, dengan menempatkan diri di urutan keenam pengumpulan nilai sementara.

Pebalap kelahiran Osenbach, Prancis, 6 April 1989 itu, mengukir nilai 69 poin setelah Oliver Rowland dari Inggris yang berada di puncak (166), disusul Matthiew Vaxviere dari Perancis (140), Jemenez Jaafar dari Malaysia (90), Dean Stoneman asal Inggris (86), kemudian Tom Dillmann.

Sean Gelael yang untuk pertama kalinya menyentuh batas akhir (finish) di urutan kedelapan di Monaco, berada di urutan ke-18 dari 24 pebalap yang mengikuti kejuaraan Formula Renault. Pebalap lain dari Indonesia, Philo Paz Pattrict Armand di urutan ke-21 dengan menyimpan nilai satu (1) poin.

Tom Dillman, merupakan pebalap paling tua (26 tahun) dan paling berpengalaman dalam tim Jagonya Ayam, mengoleksi nilai 69 poin itu dari hasil laga di Motorland Aragon (Spanyol) saat meraih nilai dua dan 10, disusul hasil di Monaco (15 poin, urutan keempat), Spa-Belgia (8+0), Hungaria (10+10) dan Austria (10+4).

Pada pengumpulan nilai kategori tim, Jagonya Ayam kini berada di urutan keempat dari 10 tim yang tampil, dengan simpanan 73 poin, berada di bawah Fortec Motorsport (256), Lotus (168), DAMS (157) dan Jagonya Ayam.

Sementara Sean Gelael yang baru menekuni musim pertama di Formula Renault 3.5, masih belum dihinggapi Dewi Fortuna sejak masuk urutan 10 besar di Monaco.

Putera Ricardo Gelael yang juga sibuk dengan kuliahnya di Inggris itu, malah mengalami akhir pekan buruk saat berlaga pada seri Kejuaraan Formula Renault 3.5 di Sirkuit Red Bull Ring Austria, Minggu (12/7/2015) – bahkan disebut-sebut sebagai insiden paling hebat yang menderanya selama berkarir di kancah balap internasional.

Sean, yang sebenarnya cukup percaya diri, karena Red Bull Ring merupakan sirkuit dimana ia memperlihatkan perkembangan saat berlaga di ajang laga Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa, harus terhenti pada dua race laga setelah kecelakaan dramatis.

Ia sebenarnya mampu bersaing dengan pebalap tercepat dalam laga itu, saat tampil sebagai pebalap ke-12 tercepat, kurang dari 0,9 detik jaraknya dari yang tercepat, tapi ia mengalami insiden serta kerusakan suspensi kendaraan.

“Sebenarnya kecepatan yang saya dapatkan sungguh menggembirakan. Sebelumnya, saya tidak terlalu percaya diri dalam pengereman, tetapi setelah kecelakaan, saya mendapatkan rem baru di mobil dan terasa jauh lebih baik. Itu lah sebabnya mengapa saya bisa beberapa lap, dan pernah menyamai kecepatan pebalap terdepan,” ungkap Sean.

Ketika berbuka puasa Ramadan bersama media di Jakarta sebelum laga di Red Bull Ring, Sean mengatakan pada musim pertama di Formula Renault ia masih harus banyak belajar dan belajar.

“Sebagai seorang pebalap saya harus siap dan kalau ditanya target saya tentu ingin meraih poin. Tapi saya harus lebih berusaha beradaptasi dengan segala sesuatu menyangkut balapan, ya mobilnya, ya sirkuitnya,” kata Sean, yang kandas karena faktor “luck” di Austria.

Laga Formula Renault 3.5 kini menyisakan empat lomba lagi di Silverstone, Nurburgring, Bugatta Le Man dan di Jerez (Spanyol). Tapi Sean masih akan tampil pada satu laga Formula 3 Eropa di Austria, lima kejuaraan GP2 dan satu kejuaraan di Sirkuit Guia (Macau).

Sean sedang mencari performa terbaik musim ini –  ditambah menunggu hinggapnya Dewi Fortuna alias “si faktor luck” itu, tapi yang jelas tim kuning dengan frasa berbahasa Indonesia Jagonya Ayam, menjadi perhatian besar di arena balap Eropa. (Seangp.com/arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru