MIMBAR-RAKYAT.com (Kuala Lumpur) – Sungguh malang nasib Muhammad Hasrul Haris Mohd Radzi, hanya karena melakukan foto sendiri alias “selfie” di atas panggung wisuda, ia terkena sanksi ditunda kelulusannya selama dua tahun.
Muhammad Hasrul Haris Mohd Radzi, mahasiswa diploma jurusan fotografi Universiti Teknologi Mara (UiTM) Kuala Lumpur, mengalami masalah ini pada acara wisuda penerimaan gelarnya 17 Mei 2015.
Mungkin karena gembiranya dengan kelulusan kuliahnya itu, Mohd Radzi dengan spontan mengeluarkan telepon genggam untuk melakukan “selfie” dengan para guru besar yang sedang berada di atas panggung ketika itu.
Tapi Wakil Rektor UiTM, Tan Sri Prof Dr Sahol Hamid Abu Bakar, mengatakan bahwa tindakan mahasiswa yang mengambil foto “selfie” saat prosesi wisuda itu merupakan perbuatan tidak pada tempatnya dan menyalahi aturan main pada acara wisuda itu.
“Tindakan mahasiswa itu mempermalukan perguruan tinggi,” kata Sahol kepada Harian Metro Kuala Lumpur dan dilansir brilio.net, Senin (18/5).
Sahol mengatakan, sebelum profesi wisuda, mahasiswa sudah diberi penjelasan singkat tentang pedoman sebelum dan sesudah memasuki aula, termasuk peringatan tentang mengambil foto “selfie” di atas panggung.
“Mahasiswa harus menghormati prosesi upacara dan dosen. Ini adalah kebiasaan tidak bagus, apalagi pada acara seperti ini banyak pengunjung yang datang,” kata Sahol.
Muhammad Hasrul Haris Mohd Radzi, mahasiswa yang ditunda kelulusannya, akhirnya meminta maaf atas kecerobohannya tersebut. Ia mengatakan tindakan “selfie” bersama petinggi kampus, Tan Sri Dr Arshad Ayub, itu muncul secara tiba-tiba sebagai ekspresi kegembiraan atas kelulusannya.
“Saya tidak bisa mengendalikan kegembiraan setelah menerima ijazah,” katanya.
Mohd Radzi menambahkan, ia tidak menyadari jika “selfie” dilarang oleh universitas. Namun Sahol mengatakan bahwa insiden serupa sudah kedua kalinya terjadi dan pihak universitas telah mengambil tindakan yang sama, yaitu dengan menunda pemberian gelar.
“Saya berharap hal ini akan menjadi pelajaran untuk semua siswa sehingga insiden yang sama tidak akan terjadi lagi,” terang Sahol. (AN/KB)