MIMBAR-RAKYAT.com (Doha) – Kerja sama perbankan Syariah antara Indonesia dan Qatar menjadi topik pembahasan dalam kunjungan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) ke Qatar, 23-26 April 2016.
Hal tersebut dinyatakan ketika Dubes RI untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi menerima Ketua Delegasi LPPI, Harisman Sidi , Minggu (24/4/2016).
Dalam pertemuan berlangsung hangat dan bersahabat, dibahas potensi ekonomi dan kerjasama perbankan RI-Qatar serta peluang tenaga kerja khususnya di sektor perbankan.
Kunjungan 22 Delegasi LPPI terdiri dari berbagai pemimpin cabang Perbankan Syariah Daerah yaitu Sumut, Aceh, DKI, Jatim, Jateng, Kalsel dan BRI Syariah.
“Kunjungan tersebut merupakan ketiga, setelah sebelumnya pada tahun 2012 dan 2013. Selain membahas rencana kerjasama, kunjungan untuk Benchmarking bagi Branch manager Course of Islamic Bank (BMCIB),” ujar Pelaksana Fungsi Politik KBRI Doha, Boy Dharmawan, kepada MR.com, Senin.
Dalam kesempatan itu Dubes Sidehabi mengharapkan peran LPPI dalam meningkatkan kerjasama perbankan antara RI dan Qatar.
Dubes yang kelahiran Sengkangwajo, Sulsel, menjelaskan kebijakan “look east policy” Qatar yang memfokuskan pada negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Diutarakan pula kiat-kiat dan rekomendasi penetrasi pasar serta upaya menarik investasi Qatar ke Indonesia.
Disampaikan pula harapannya agar lembaga yang didirikan pada 1958 oleh Bank Indonesia, mempersiapkan tenaga perbankan syariah untuk Qatar yang dianggap menjanjikan. Dubes Sidehabi mengutarakan, hanya 0,4% masalah yang terjadi pada buruh migran Indonesia di Qatar dari jumlah sekitar 40 ribu, kata Boy.
Dalam tanggapannya, Harisman Sidi menjelaskan pertemuannya dengan Qatar Islamic Bank (QIB), Qatar Internasional Islamic Bank (QIIB) dan Masraf Al-Rayyan Bank. Ketika bertemu pimpinan QIB, Khalefa Saif al-Mesalam (Head of Human Capital Group) dan Dinos Constantinides (Chief Strategy Officer), dibahas perkembangan QIB dan ekspansinya yang merambah pasar luar negeri.
QIB memiliki cabang di Inggris, Sudan, Malaysia dan merupakan bank kelima terbesar di Qatar serta termasuk sepuluh bank Islam terbesar di dunia.
Al-Mesalam menyampaikan pangsa QIB sebesar 20% dengan kapitalisasi modal sekitar 400 trilyun rupiah atau melebihi jumlah seluruh modal perbankan syariah di Indonesia. QIB berminat melakukan ekspansi pada perbankan syariah ke Indonesia yang memiliki 250 juta penduduk yang mayoritas diantaranya muslim.
Harisman juga menyampaikan hasil pertemuan LPPI dangan Chief Executive Officer (CEO) QIIB, Abdulbasit Al-Shaibei dan Group CEO Masraf Al-Rayyan Bank, Adel Mustafawi. Dalam pertemuan yang didampingi oleh Dubes Sidehabi dan Sekretaris Ketiga Ekonomi KBRI, Kuntum Khaira Ummah, dijelaskan mengenai perkembangan dan ekspansi QIIB sebagai bank syariah yang berdiri sejak 1 Januari 1991.
Demikian halnya Masraf Al-Rayyan Bank yang dikenal cukup agresif untuk menjadi lembaga keuangan internasional sejak berdiri tujuh tahun lalu. Kedua bank tersebut juga merupakan bank terbesar di Qatar yang melakukan ekspansi ke luar negeri.
Dubes Sidehabi mendukung rencana kerjasama perbankan syariah yang menjadi pembahasan antara LPPI dan perbankan Qatar.

Hal tersebut sejalan dengan kebijakan diversifikasi guna mengantisipasi ketergantungan terhadap migas. Tawaran kerjasama dengan Qatar merupakan upaya diversifikasi, ujarnya.
Dijelaskan pula mengenai investasi Qatar National Bank (QNB) di Indonesia melalui akusisi Bank Kesawan, kemudian menjadi QBN Indonesia dengan kepemilikan saham 78%. Selain itu dijelaskan pula mengenai investasi Ooreedoo memiliki 65% saham PT. Indosat.
Dubes yang mantan pilot F-16 itu mengharapkan adanya sinergi antara KBRI Doha dan LPPI untuk memperkuat kerjasama sektor perbankan dan diperlukan langkah kongkrit untuk menindaklanjuti tawaran kerjasama tersebut. Ditambahkan, kemampuan ekspatriat Indonesia di sektor perbankan memiliki reputasi yang mumpuni dan cukup dikenal.
Mantan Komandan Sesko TNI tersebut juga menyampaikan dalam rangka memperingati hubungan diplomatik RI-Qatar ke-40, KBRI merencanakan berbagai kegiatan guna memaksimalkan kinerja KBRI Doha melalui pelaksanaan berbagai upaya diplomasi termasuk diantaranya diplomasi ekonomi dan budaya.
Target tahun ini mempersiapkan rencana kunjungan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani ke Indonesia guna memenuhi undangan kehormatan Presiden Jokowi.
Meski waktunya belum ditentukan, namun ketika menyerahkan surat kepercayaan, Emir Qatar menjanjikan untuk melakukan pertemuan dengan Presiden RI guna meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Emir masih akan mencari waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ke Indonesia.
Terkait dengan rencana kunjungan tersebut, KBRI tengah mempersiapkan berbagai perjanjian kerjasama guna memaksimalkan kunjungan kenegaraan Emir ke Indonesia antara lain penandatangan MoU Bisnis Konsel, MoU Kerjasama Gas dan Minyak, MoU Kerjasama Pertanian, MoU Angkutan Udara, MoU Perlindungan TKI dan MoU Perjanjian Bebas Visa. (SP/arl)