Saturday, April 20, 2024
Home > Cerita > Cerita Pendek (Page 3)

M u a l a f , Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

"Pa, sini deh. Mana tangannya. Taruh sini. Terasakan gerakannya?" "Ya.., ya.," kata saya. Aku mengelus-eluskan telapak tangan ke perut istriku yang buncit. Narti, istriku, terlihat senang. Senyumnya mengambang. "Laki-laki atau perempuan sama saja kan? Kita harus siapkan dua nama ya, Pa?" "Tapi dokter kan bilang kemungkinan anak kita laki-laki," jawab saya. "Ah, bisa saja meleset.

Read More

Bintang Kejora, Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus

Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus Telah berbulan-bulan saya tergeletak di tempat tidur. Di atas ranjang besi model lama, di dalam kamar yang lembab karena bocor di sana sini. Saya menghabiskan hari-hari dalam keadaan kusut masai. Rambut yang telah banyak memutih karena uban, semrawut. Mengenakan daster atau  baju tidur lusuh, awut-awutan, kadang memperlihatkan

Read More

Pengantin Baru untuk Kedua Kalinya, Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus

Pengantin Baru untuk Kedua Kalinya Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus Cincin kawin masih melingkar di jari manis tangan kananku. Hanya itu sisa-sisa pertanda aku pernah menikah. Suamiku telah pergi, raib tidak tahu kemana dia mengelana. Apakah masih hidup, atau telah mati, aku juga tak pasti. Yang jelas tidak ada lagi kabar, telah hampir

Read More

Tromol Mesjid Cerpen A.R. Loebis

Masyarakat di kawasan tempatku bermukim gempar Senin pagi.  Pasalnya kotak tromol mesjid amblas isinya. Kegemparan ini terasa semakin menyesakkan, karena kejadiannya bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Berikut ini kejadiannya. Sekitar satu jam setelah usai solat hari raya, terdengar suara-suara berisik dari arah mesjid, yang letaknya tak jauh dari rumahku. Aku saat itu

Read More

Di Simpang Jalan, Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus

Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus “Maaf jika saya mengganggu. Sekali lagi maaf. Tapi saya tidak sabar melihat anda duduk diam dari waktu kewaktudengan wajah sedih begitu. Pulau Maratua begitu indah, penuh pesona. Kenapa tidak anda nikmati?” Saya coba mengangkat wajah, malas, berusaha meneyilidiki apa maunya perempuan ini? “Saya perhatikan beberapa hari ini anda menghabiskan

Read More
Ilustrasi Jembatan Ampera Palembang. (Foto Wikipedia)

Kembali Bersemi di Charitas, Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus "Anda ini siapa? Seenaknya melamar anak orang? Saya tidak tahu asal usul Anda, pekerjaan Anda. Lagi pula Anda baru kenal anak saya empat, lima bulan ini." Saya tak menyangka Bu Nia bakal marah, karena pada dua kali kedatangan saya sebelumnya, dia dan suaminya begitu ramah. "Mama sakit keras. Tolong

Read More
ilustrasi (repro khazanah Republika)

Pesan Singkat, Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

Pesan Singkat Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus   SEBULAN lebih saya tak lagi menerima  pesan singkat atau  short message service (SMS) dari nomor  telepon genggam tersebut.  Siapa sebenarnya pemiliknya? Rasa penasaran tak kunjung hilang. Padahal biasanya saya tak peduli dan beranggapan itu hanya pekerjaan orang  iseng. Diisengi, bahkan diancam melalui SMS bukan hal baru. Bahkan

Read More
Ilustrasi pohon besar. (foto: WordPress.com)

Si Bunian, Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

Oleh: Djunaedi Tjunti Agus Piliang GEMURUH suara tambur diselingi suara genderang kecil atau kami sebut tasa yang bersuara menusuk telinga, menggambarkan bagaimana meriahnya pesta. Suara itu kadang seperti berasal dari arah utara, dari kaki Gunung Gadang, selanjutnya seperti berasal dari arah barat laut, dari Gunung Tigo. Kemudian suara tambur dan tasa

Read More

Maafkan Jika Saya Tak Sempurna, Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

Maafkan Jika Saya Tak Sempurna Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus “Maafkan, jika saya tak sempurna. Saya pamit untuk tidak kembali. Kita sudah tidak cocok, saya pergi untuk selamanya. Lagi pula tidak ada yang kita pertaruhkan. Kita tidak punya keturunan. Anda tak lagi mempedulikan saya. Kita tak lagi saling membutuhkan. Sudah tak sejalan.” Surat, atau

Read More

Lobang Maut di Malam Lebaran Cerpen Astrid Citra Damaiyanti

Pengumuman di komuter line menyebutkan kereta dari jurusan Bekasi akan tiba. Aku naik pukul 17.40 dengan tujuan stasiun terdekat, Manggarai, dan  seperti biasa, tinggal jalan kaki saja menuju rumahku yang tidak jauh dari stasiun penghubung itu. Pengumuman dari pengeras suara dalam kereta memberitahukan agar para penumpang berhati-hati dan segera menutup pengaman jendela,

Read More

Kekasih yang Hilang, Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

Kekasih Yang Hilang Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus HARI ini entah sudah hari keberapa, Murni tak lagi mengingatnya. Akhir-akhir ini dia bekerja layaknya robot, pagi pergi ke hypermarket tempat di bekerja, sore kembali ke tempat kos. “Lebih baik saya mati saja. Kenapa penderitaan ini tak pernah berakhir,” tutur Murni. Sriatun rekan kerjanya, yang juga teman

Read More
Ilustrasi: Foto Reuters/Al Jazeera

Runtuhnya Harapan, Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

Runtuhnya Harapan Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus “Saya sekarang tidak memiliki pemasukan sama sekali. Gak ada gaji, uang pensiunpun mandeg.” Entah untuk keberapa kalinya saya menerima keluhan senada. Cerita sedih, mengenaskan, silih berganti datang, masuk ke WhatsApp di telpon genggam saya. “Bang, sejak kantor kita tutup saya betul-betul kelabakan. Untuk makan kami, biaya sekolah anak-anak,

Read More

Mencintai itu Menyebalkan Cerpen Andi Dasmawati

Mencintai itu menyebalkan! Kau akan sibuk mengingat-ingat semua kebersamaan setelah dia tak lagi di hadapanmu. Kemudian kau akan merindukannya, meneleponnya, seolah hal terbaik di muka bumi pada hari itu adalah bepergian dengannya. Aku terduduk di sofa, memandang tanpa semangat pada novel berwarna tosca nan tebal. Belum selesai terbaca. Bukan kebiasaanku sebenarnya,

Read More
Ilustrasi bola (Foto: Prediksibolaprofesional.blogspot.com)

Sang Pahlawan, Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

Sang Pahlawan Cerpen: Djunaedi Tjunti Agus Telah lebih satu bulan Indonesia menyandang gelar juara Piala Dunia 2038, belum ada tanda-tanda puja dan puji terhadap tim nasional bakal surut. Kancang Piliang, salah seorang pemain depan, menjadi bintang utama. Setiap tim nasional diarak di berbagai kota, dia paling banyak mendapat perhatian. Padahal empat tahun

Read More

Bendera Kuning Cerpen A.R. Loebis

Setiap melihat bendera kuning kecil, perasaan Munir jadi tak menentu dan dadanya deg-degan.  Ia membayangkan wajah kaku, diselimuti kain putih atau batik. Orang-orang mengelilinginya, tetangga berdatangan dan duduk di kursi-kursi yang disiapkan di halaman atau di gang-gang sempit di kawasan bendera kuning itu ditancapkan. Bendera kuning itu tanda ada kematian. Munir

Read More

CIN(T)A Cerpen Kartika Permata Putri Bangun

“Karena tak seharusnya, perbedaan menjadi jurang. Bukankah kita diciptakan, untuk dapat saling melengkapi, mengapa ini yang terjadi?”,  larik lagu dari Tere dan Valent yang berjudul Mengapa Ini Yang Terjadi itu, kini terputar pada radio mobil Javier. Mendengar lagu tersebut, aku hanya bisa tersenyum simpul sambil melihat wajahnya yang sedang berkonsentrasi menyetir. Minggu

Read More

I b u, Cerpen Djunaedi Tjunti Agus

Ibu Oleh: Djunaedi Tjunti Agus Rasanya baru terjadi kemarin. Kadang tangan masih kerap reflek mengusap pipi, menghapus air mata yang sudah tidak ada. Lebaran Idul Adha lalu entah kenapa terasa lain, begitu takbir berkumandang bagda maghrib, usai berbuka puasa sunnah Arafah, serasa ada yang hilang. Esok paginya ketika siap-siap shalat di lapangan serba

Read More

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru