Thursday, April 25, 2024
Home > Berita > Inilah Pengertian Tradisi Cheng Beng

Inilah Pengertian Tradisi Cheng Beng

Inilah tradisi Cheng Beng bagi warga Tionghoa. (AL)

MIMBAR-RAKYAT.com (Medan) – Cheng Beng adalah tradisi yang dilaksanakan warga Tionghoa untuk menghormati para leluhurnya dengan cara berziarah ke kuburan atau berdoa pada abu jenazahnya.

Cheng Beng pada 2017  jatuh pada 4 April dengan istilah Sa Guek Che Pek dan sampai sekarang tradisi ini masih dilakukan warga Tionghoa di Indonesia sebagai tradisi turun temurun.

Tetapi juga ada warga Tionghoa yang sudah tidak lagi melakukan tradisi ini dikarenakan beda keyakinannya atau tidak lagi diturunkan oleh orang tuanya.

Dalam menyambut Cheng Beng 2017, tokoh pemuda Tionghoa Medan, Sandy Wu, mengaku sudah mempersiapkan segala sesuatunya.

Ia menjalankan tradisi itu karena diturunkan oleh orang tuanya sebagai penghormatan kepada leluhur, yakni kedua buyut, kakek dan nenek serta sanak saudara.

“Kegiatan yang kami lakukan adalah mengunjungi kuburan, membersihkannya, menaruh aneka makanan di depan kuburan, berdoa dengan hio (dupa) dan membakar lembaran kertas,” ujar Sandy Wu kepada wartawan, Rabu .

Selain ke kuburan, lanjut Sandy Wu, ada juga warga Tionghoa yang menghormati leluhur dengan berdoa di depan abu jenazah.

“Soalnya ada sebagian warga yang saat meninggal tidak dimakamkan, tetapi dikremasi dan dimasukkan kedalam guci. Upacara sembayang di depan abu jenazah biasanya kita menaruh aneka makanan di depan guci dan dipasangi hio,” jelasnya.

Pria yang menjabat Wakil Sekretaris Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Sumatera Utara (IPTI Sumut) itu menjelaskan, pesan dari tradisi Cheng Beng bagi sebagian warga Tionghoa adalah untuk mengingatkan sebagai manusia agar berbakti kepada orang tua atau leluhur meskipun mereka sudah meninggal dunia.

Tokoh Pemuda Tionghoa Medan Sandy Wu.  (AL)
Tokoh Pemuda Tionghoa Medan Sandy Wu. (AL)

“Tradisi ini diajarkan oleh orang tua kepada anak cucunya agar dapat meneruskan kebiasaan ini dalam bentuk merawat kuburan leluhurnya atau menghormati abu jenazahnya,” ungkapnya.

Melalui tradisi itu, sambung Sandy Wu, keluarga berkesempatan menjalin kekerabatan dengan pulang ke daerah masing-masing untuk mengunjungi kuburan leluhur secara bersama-sama.

“Cheng Beng diperingati setiap tahun sebagai bentuk penghormatan, bakti dan kesetiaan anak cucu kepada leluhurnya. Generasi penerus diharapkan pula menghormati leluhurnya dalam bentuk menjaga nama baik leluhur dalam sikap dan perilaku masyarakat,” ujarnya. (AL/kb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru