Tuesday, March 19, 2024
Home > puisi Djunaedi Tjunti Agus

Kekuasaan dan Firaun, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Kekuasaan dan Firaun Puisi Djunaedi Tjunti Agus   Bila angan-angan dibiarkan liar Ambisi makin tak karu-karuan Semua cara pun dihalalkan Demi meraih kekuasaan Tipu daya pun dilakukan Kecurangan dianggap hal biasa   Hai para pengejar kekuasaan Yang menghalalkan semua cara Hatimu sudah tertutup kotoran Otakmu tak lagi peduli kebenaran Jika kesalahan dianggap wajar Demi memenuhi ambisi Memburu kekuasaan turun temurun Dalam upaya membangun dinasti Jelas anda jauh

Read More

Doa dan Harapan 2, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Doa dan Harapan 2 Puisi: Djunaedi Tjunti Agus   Jangan pernah berhenti berdoa Doa adalah segala-galanya Tanpa doa hidup hampa Jalan kehidupan gelap gulita Tanpa doa tujuan hidup kacau   Takdir yang telah ditentukan Allah Dapat diubah dengan doa Begitulah sabda Rasulullah Jangan mengabaikan doa Tuhan Maha Bijaksana   Siapa yang tak minta pada Allah Allah bisa murka padanya Karena dianggap sombong Karenanya terus lah berdoa Doa obat  mujarab

Read More

Bulan yang Sama, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Bulan yang Sama, Puisi Djunaedi Tjunti Agus   Malam itu banyak yang terkesima Terkagum-kagum, berdecak Bertepuk tangan tersenyum sumringah Melihat bulan yang luar bisa, menghela nafas Terang yang melebihi malam sebelumnya Padahal itu adalah bulan yang sama Bulan yang mengcuat di tengah gelap gulita Menerangi bumi bermandikan cahaya   Bisik-bisik berubah jadi suara merdeka Kemana saja mereka selama ini Itu suara yang memecah

Read More

Penantian Panjang, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Penantian Panjang, Puisi Djunaedi Tjunti Agus   Satu lagi yang pergi Pergi tak akan kembali Berhenti di penantian Mungkin penantian panjang Entah sampai kapan Hanya Dia yang tahu   Hanya desah yang terdengar Ucapan memelas sedih Innalillahi Mudah-mudahan kita jumpa lagi Di sorgaNYA yang abadi Air mata menggenang Di sudut mata, panas Kenapa kau tak ada pesan   Ini untuk kesekian kali Kesedihan menghinggapi Satu demi satu pergi Mungkin sudah saatnya Sejalan

Read More

Bancana dan Air Mata Duka, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Air mata tak tertahankan Korban tewas terus bertambah Rumah-rumah reot runtuh Bangunan kokohpun tumbang Warga korban tak berdaya Pasrah atas keadaan nyata Para penolong berjibaku Demi menyelamatkan nyawa korban   Ada yang bisa diselamatkan Yang luka dan patah tulang Pihak rumah-rumah sakit kerja keras Jasad yangg tertimbun terus digali Tenda-tenda darurat didirikan Bantuan pun mengalir dari mana-mana Rasa solidaritas terus berkibar   Air mata duka terus mengalir Apakah

Read More

Di Tengah Kesunyian, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Di Tengah Kesunyian  Puisi Djunaedi Tjunti Agus   Hanya satu dua suara tuts Tekanan lembut terdengar nyaring Hanya satu dua teman Selebihnya sunyi, sepi Suara teve memang masih dominan Mengusir kantuk, kejenuhan   Sekeliling mulai senyap Motor, mobil, hanya satu dua Pikiran pun mulai jauh melayang Kadang ke peraduan Tak jarang berubah arah Menyeberang lautan   Apa yang sedang dia lakukan Pastinya tidur, mungkin mendengkur Apakah dia dalam buaian

Read More

Di Keheningan Malam, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Di Keheningan Malam Puisi Djunaedi Tjunti Agus   Televisi yang tergantung di dinding Terus nyerocos tentang banyak hal Cermin berdiri kokoh menantang Aku hanya bisa menarik nafas Kesal campur aduk, lunglai   Ingin marah, tapi kepada siapa Sesekali roda koper terdengar keras Memecah kesunyian lorong Ada suara percakapan, tapi sesaat Kemudian berlalu, kembali lengang   Sebungkah roti terlihat membatu Teronggok tak tersentuh di meja hias Tak ingat

Read More

Jangan Sampai Terlambat, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Jangan Sampai Terlambat Puisi Djunaedi Tjunti Agus   Allah telah menetapkan segalanya Tak mungkin matahari mengusir bulan Mustahil siang mendahului malam Tapi jangan heran matahari terbit di ufuk barat Karena  itu adalah kehendak Allah Pertanda kiamat segera datang Saat tobat tidak lagi diterima   Jangan sampai terlambat Dunia sudah semakin tua Bisa jadi kiamat tinggal lagi sesaat Bertobatlah segera, minta ampun Memohonlah agar segala dosa

Read More

Kapan Saat Itu Datang?, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Kapan Saat Itu Datang? Puisi: Djunaedi Tjunti Agus   Detik-detik terus berlalu Menit pun terus berputar Jam dan hari silih berganti Hanya satu pertanyaan Kapan saat itu datang?   Perjalanan setelah kematian Beratnya hari perhitungan Selalu diigatkan oleh ahli agama Tanda akhir zaman pun telah ada Lalu kenapa kita tetap lalai Menomorduakan urusan agama   Ingat, saat itu bisa datang kapan saja Esok, lusa, atau mugkin bulan

Read More

Sudahkah Kita di JalanNya, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Sudahkah Kita di JalanNya Puisi Djunaedi Tjunti Agus   Ramadhan bukan berarti hanya menahan Berpuasa, memperbanyak ibadah Berserah diri, mengerjakan yang wajib Memperbanyak sunah Rasulullah Ramadhan juga untuk mengoreksi diri Sudahkah kita berada di jalanNya   Rasulullah sudah lama bersabda Umatnya akan terpecah 73 golongan Kecuali satu golongan yang masuk surga 72 golongan lainnya akan masuk neraka Apakah kita termasuk diantara yang satu Atau masih

Read More

Sampaikan Umurku Hingga Ramadhan, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Sampaikan Umurku Hingga Ramadhan Puisi Djunaedi Tjunti Agus   Allāhumma sallimnī li Ramadhāna wa sallim Ramadhāna lī, wa sallimhu minnī Ya Allah, selamatkanlah aku dari penyakit dan uzur lain demi ibadah bulan Ramadhan selamatkanlah (penampakan hilal) Ramadhan untukku dan selamatkanlah aku (dari maksiat) di Bulan Ramadhan.   Allahumma barik lana fi rajaba wa sya’bana wa balighna Ramadhana Ya Allah berkahilah umur kami

Read More

Mengejar Bayangan, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Mengejar Bayangan Puisi Djunaedi Tjunti Agus   berlari, terus berlari namun sasaran tak terkejar saat pelan dia pun melambat ketika cepat dia pun kencang kadang menghilang saat redup kembali nyata saat terang   nafas pun kembang kempis sasaran tak kunjung takluk namun nafsu tak mau menyerah ambisi terus menggebu-gebu sampai akhirnya terkapar sadar kemampuan tak cukup tak sebanding dengan kenyataan   suatu yang tak mungkin berupaya menangkap bayangan mengejar mimpi

Read More

Telah Sampai Di Manakah Saya? Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Telah Sampai Di Manakah Saya? Puisi Djunaedi Tjunti Agus   kadang hati berkata-kata telah sampai di manakah saya saat sendiri pertanyaan makin gencar nyali kerap menjadi ciut apa saja selama ini yang saya lakukan sudahkah di jalan yang benar atau justru banyak salah jalan   telah sampai di manakah saya masih jauh atau mendekati batas akhir dada kadang berdebar, sesak terlebih saat teringat jalan

Read More

Hati yang Berkata-kata, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Hati yang Berkata-kata Puisi Djunaedi Tjunti Agus   telah dekatkah saatnya? hari-hari diisi pertanyaan sama tangan kerap mengelus dada mencari-cari sesuatu tanda apakah sudah tiba waktunya   pikiran kerap menerawang mengingat-ingat para pendahulu saat mereka pergi tuk selamanya ketika cinta masih mewarnai cinta antara anggota keluarga nenek, ayah, ibu, dan saudara satu persatu tiba masanya   hati yang terus berkata-kata mengandung suatu tanya apakah sudah dekat saatnya meski tak mungkin

Read More

Segeralah Berlalu, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

bersamaan munculnya mentari langkah telah menapak pasti menuju titik pembuka harapan mengerahkan diri melalui usaha semoga di masa depan di tahun yang akan datang kondisi lebih baik penuh harapan di penghujung tahun ini aku tak pernah lelah berupaya tak ada kata menyerah apa lagi hanya pasrah menanti tanpa daya dan upaya semoga segala rintangan berlalu penyakit yang masih membelit perekonomian yang melilit semoga tinggal jadi

Read More

Mati Itu Pasti, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Mati Itu Pasti Puisi Djunaedi Tjunti Agus mati itu pasti tak ada yang bisa menghalangi entah esok atau lusa mungkin nanti suatu waktu Tuhan yang tahu waktunya Dialah sang pencipta menghidupkan dan mematikan penyebab kematian pun beragam bisa karena kecelakaan mungkin karena penyakit termasuk terpapar virus corona serangan tha'un pernah terjadi mengancam umat di zaman baheula Rasulullah pernah mengingatkan bila tha'un mengancam hadapi dengan tenang jangan keluar

Read More

Semoga Bisa Lelap di PangkuanMu, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Semoga Bisa Lelap di PangkuanMu Puisi Djunaedi Tjunti Agus perjalanan semakin jauh apakah sudah mendekati akhir? entahlah, ujung perjalanan masih samar jejak awal yang ditinggalkan sudah lenyap di manakah akan berakhir tak bisa terjawab pasti, gaib hanya Dia yang tahu kerap tercenung tertegun dan bertanya-tanya sudah benar kah jalanku galau pun kerap datang di mana titik akhir itu batas yang telah Engkau tetapkan masih jauh

Read More

Aku kau dan dia, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Aku kau dan dia Puisi Djunaedi Tjunti Agus aku, kau, dan dia pasti perah berpikir tentang perjalanan hidup mengingat kembali yang telah terjadi baik, buruk, bahagia dan sengsara bahkan terjebak dosa-dosa tergoda iblis laknat penggoda anak cucu Adam sudah saatya taubat nasuha bertahan aggar tak mampu dirayu peringatan telah kerap datang penyakit dan berbagai sinyal harusnya tak lagi tergoda bukan sekadar fenomena alam semua adalah peringatan

Read More

Tak Sekadar Menahan Lapar, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Tak Sekadar Menahan Lapar Puisi Djunaedi Tjunti Agus rukun Islam ini mengajari kita tak sekadar menahan lapar bukan untuk sekadar dahaga tapi melatih diri tentang arti iman merasakan penderitaan kaum papa belajar menahan diri tak ada makna rukun Islam ini jika saat magrib bagai kesurupan semua dilahap ludes habis kemudian kepayahan kekenyangan hingga sholat magrib pun lewat lalu apa makna yang didapat kecuali lapar

Read More

Keakraban yang Mulai Sirna, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Keakraban yang Mulai Sirna Puisi Djunaedi Tjunti Agus gerimis menambah sepi apalagi hujan deras, angin menderu masjid menjadi makin jarang jika pun ada jadi saling curiga seseorang yang batuk dihindari orang-orang mejauh bunyi sirine ambulan melintas membuat suasana makin mencekam apa lagi masjid-masjid saling bergantian mengumumkan berita duka perginya seorang warga mati karena terifeksi virus corona kita hanya bisa berdoa semoga yang tewas diterimaNya mudah-mudahan bencana

Read More

Alam pun Bicara, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Alam pun Bicara Puisi Djunaedi Tjunti Agus   dosa apa yang telah kita lakukan? terlalu angkuh bertanya demikian setiap manusia pasti pernah berdosa entah dosa kecil, mungkin dosa besar tanyalah pada diri sendiri   alam sepertinya memperingatkan kita manusia telah melakuan kerusakan berbuat dosa, merusak diri dan lingkungan alam pun bicara, mengingatkan hingga kapan manusia berbuat nista memporak-porandakan alam berbuat hina, bergelimang dosa   masih kah kita

Read More

Siapa Yang Peduli, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Siapa Yang Peduli Puisi: Djunaedi Tjunti Agus   lihat kaca bercermin diri apakah bersih atau penuh noda apakah hati bebas titik titik hitam apakah jiwa bebas kemunafikan mungkinkah telah salah jalan atau masih di jalan lurus   siapa yang peduli jika bukan diri sendiri dimana kan berakhir jalannya kita yang mengarahkan karena itu jangan salah jalan akan jadi penyesalan panjang   kita bisa merasakan tanpa harus menduga-duga siapa

Read More

Bulan di Ujung Daun, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Di malam yang sepi dari balik dedaunan terlihat bulan bersinar terang benderang menerangi angkasa dan bumi di ujung daun yang bergoyang bulan terlihat semakin riang mengajak alam bicara mengirim pesan ke semua orang di sinilah beberapa tahun lalu dalam suasana hampir serupa menjejakkan kaki di Cianjur menatap bulan yang sama sambil mendengar bait-bait yang dilantunkan oleh Alfian jangkrik menjadi saksi bulan yang sama kembali muncul membawa

Read More

Innalillahi Wa Innalillahi Rojiun, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Innalillahi Wa Innalillahi Rojiun, Puisi Djunaedi Tjunti Agus   innalillahi wa innalillahi rojiun kalimat ini sering didengar sering ditulis via pesan mengiringi kepergian seseorang entah keluarga, teman, tetangga selamat jalan pergi ke hariban milik Allah kembali ke Allah   kesedihan, kerelaan, dan doa suatu waktu ditujukan pada kita melepas kepergian ke alam baka menemui penguasa alam semesta mungkin menanti waktu lama sebelum diadili di akhirat berakhir

Read More

Jangan Tanam Kebencian, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Jangan Tanam Kebencian Puisi: Djunaedi Tjunti Agus   jangan tanam kebencian saatnya nanti kau yang memetiknya menanggung akibatnya langsung semua akan dibalas tunai habis tanpa sisa sedikitpun membuat kau bangkrut ludes menjadi orang yang merugi neraka lah sebagai balasannya   jangan pernah melecehkan mengancam orang tanpa alasan ingkar janji lari dari tanggungjawab mencemooh peringatan Tuhan   jangan pernah tonjolkan kesombongan keangkuhan merasa hebat sendiri jangan timbulkan kebecian kepada siapapun di

Read More

Cek Itu dan Ini, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

hari-hari yang sibuk mondar-mandir ke sana ke mari menemui banyak orang dari petugas, perawat, hingga dokter melakukan konsultasi berbagai hal dari masalah gula darah hingga mata sampai pada masalah asam urat   anda sudah tua, sadari lah itu bukan ucapan sang dokter tapi kata hati dari lubuk yang dalam karena itu banyaklah beramal jangan buat lagi dosa-dosa meski memandang barang terlarang bertobatlah, minta ampun

Read More

Semoga Bukan Kita, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Hanya Allah berhak disembah tak ada sesembahan selain Dia Allah satu-satunya, tiada dua apa lagi tiga atau lebih banyak tak beranak dan tak diperanakkan jangan sampai salah jalan   musyrik memohon kepada selain Dia pohon besar, kuburan, tempat angker bukan tempat meminta dan berdoa pergi ke dukun bukanlah solusi kecuali kepada dukun beranak ilmu hitam bukan jalan ke luar semoga itu bukan kita   kita-kita

Read More

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru