Dalam Kesendirian Puisi Djunaedi Tjunti Agus
Hati ini terenyuh dada makin terasa berat air mata tak lagi terbendung akhirnya cair menggenang isyak pun pecah membelah kesunyian malam hanya aku dan Engkau seperti ada jalur khusus membentang ke atas, lurus seperti jalan tanpa hambatan tidak ada halangan tak ada bunyi-bunyian bebas dari hingga bingar dalam kesunyian malam menjelang pagi, sepi belum ada kokok ayam suara cicak pun menghilang hati semakin tertuju pada Mu sosok ini
Read More