Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Tentara dan Petani Perangi Tikus Sawah

Tentara dan Petani Perangi Tikus Sawah

Danramil Juntinyuat Kapten Inf Dede Kusmayadi dan Camat Juntinyuat Drs H Muhammad Nurulhuda, M.Si serta Kuwu Juntinyuat Warno berkoordinasi dengan petani sebelum sebelum memburu tikus.(ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Indramayu) – Tentara tak hanya dituntut mahir kokang senjata, tapi juga harus bisa berperang melawan ikus di sawah. Sebab, tikus-tikus itu musuh petani bebuyutan petani karena merusak tanaman.

“Tikus menurunkan pendapatan petani, karena produktifitas gabah ketika dipanen hilang dimangsa kawanan tikus antara 5 persen hingga 20 persen,” kata Camat Juntinyuat, Indramayu, Jabar, Drs.H.Muhammad Nurul Huda,M.Si, Sabtu (13/3).

Jika produktifitas gabah setiap hektar rata-rata 6 ton, kemudian tanaman padi itu sebelum dipanen diserang hama tikus, maka petani kehilangan gabah sebanyak 1,2 ton.

Apabila harga jual gabah sekarang ini per kilogram Rp 6.000, maka petani menanggung rugi akibat hama tikus sebanyak Rp 7,2 juta.

Itu baru menyerang tanaman padi 1 hektar saja. Bagaimana kalau dalam 1 desa terdapat ratusan Hektar tanaman padi dan terserang hama tikus. Tentu jumlah kerugian yang diderita petani semakin besar.

Untuk menekan jumlah kerugian itulah, Danramil Juntinyuat Kapten Inf Dede Kusmayadi bersama Staf Kantor Kecamatan Juntinyuat, Perangkat Desa, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), para pemuda dan para petani anggota Kelompok Tani yang dikoordinasikan Camat Juntinyuat H.Muhammad Nurul Huda menyatakan berperang melawan tikus.

Lokasi perangnya di tanggul pembatas petak sawah atau pematang-pematang sawah yang ditengarai menjadi persembunyian tikus.

Camat Muhammad Nurul Huda mengemukakan, kegiatan pembasmian hama tikus dilakukan rutin dengan cara keroyokan atau gropyokan yang dilakukan secara massal. Tujuannya menekan populasi hama tikus.

Gropyokan hama tikus itu dilakukan dengan cara menggali lubang tanah, tempat persembunyian tikus, kemudian setelah mendapatkan Si Monyong itu langsung dibunuh dengan cara digebuk menggunakan kayu atau bambu dan bangkainya dikubur.

Pembasmian halam tikus rutin dilakukan para petani. Namun kali ini dibantu para Anggota TNI, Staf Kantor Kecamatan Juntinyuat, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Perangkat Desa Juntinyuat dan para petani dan pemuda.

“Membasmi hama tikus itu harus rutin dilakukan, waktunya selepas masa tanam padi. Gropyokan tikus merupakan kegiatan pembasmian hama tikus dengan cara alami yang dinilai ramah lingkungan, karena tidak menggunakan bahan kimia,” kata Camat Muhammad Nurul Huda.

Danramil Juntinyuat Kapten Inf. Dede Kusmayadi menyebutkan, TNI memiliki komitmen menjaga ketahanan pangan Bangsa Indonesia. Apa yang dilakukan TNI dalam gropyokan hama tikus ini merupakan su

mbangsih TNI dalam mengawal Program Swasembada Pangan yang telah dicacangkan pemerintah. “TNI konsisten dan konsekuen turut mengawal program pemerintah dalam rangka menjaga ketahanan pangan Bangsa Indonesia,” tutur Danramil Juntinyuat Kapten Inf. Dede Kusmayadi.

Kades (Kuwu) Juntinyuat, Warno mengemukakan, gropyokan tikus itu merupakan sebuah upaya awal yang dilakukan untuk menekan jumlah populasi tikus yang waktunya dilaksanakan usai para petani selesai menanam padi.

Kegiatan itu dilakukan rutinh. Bukan sekali dua kali saja, tetapi terus menerus atau berkesinambungan. Sebab yang namanya hama tikus itu tidak bisa dibasmi tuntas hanya dalam waktu sehari. Perlu waktu yang panjang.

Kegiatan pembasmian hama tikus yang dikomandoi Camat Juntinyuat Drs.H. Muhammad Nurul Huda, M.Si bersama Danramil Jutinyuat Kapten Inf. Dede Kusmayadi itu hasilnya ratusan ekor tikus mati terbunuh dan bangkainya langsung dikubur di lubang-lubang bekas persembunyian hama tikus.

“Perlu diketahui jika ratusan ekor tikus itu tak dibunuh sekarang ini maka beberapa bulan ke depan jumlahnya makin berkembang banyak. Mungkin mencapai ribuan ekor. Dan itu sangat membahayakan tanaman padi,” kata Kades Warno. (joh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru