Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Teguh: Pemimpin kedua Korea diharapkan sepakat redakan ketegangan

Teguh: Pemimpin kedua Korea diharapkan sepakat redakan ketegangan

Teguh Santosa bersama Presiden Presidium Majelis Tertinggi Korea Utara, Kim Yong Nam bertemu pada 2015. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Perdamaian di Semenanjung Korea merupakan amanat konstitusi baik di Korea Utara maupun Korea Selatan, namun selama ini perdamaian sulit diwujudkan karena intervensi kekuatan asing.

Kekuatan asing itu ingin mempertahankan ketegangan dan memanfaatkan situasi konflik untuk kepentingan sempit mereka.

Dalam konteks dan keinginan menciptakan perdamaian abadi di Semenanjung Korea itulah pemimpin kedua Korea, Kim Jong Un dan Moon Jaein, akhirnya sepakat untuk meredakan ketegangan dan melakukan pembicaraan langsung seperti yang direncanakan di Panmunjeom, Jumat (27/4).

Demikian disampaikan Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Teguh Santosa, dalam keterangan kepada media, Kamis.

“Ketegangan di Semenanjung Korea adalah buah dari pertarungan kekuatan asing di kawasan itu sejak Perang Dunia Kedua usai. Pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jaein diharapkan bisa memperbaiki status hubungan kedua negara. Bagaimanapun, kedua Korea pernah bersatu sebelum dicabik-cabik kolonial,” kata Teguh, dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Teguh mengikuti konflik Korea dari dekat. Setiap tahun ia mengunjungi Pyongyang. Kunjungan pertama ke Pyongyang dilakukan pada 2003, tak lama setelah Presiden Amerika Serikat ketika itu, George W. Bush, menuding Korea Utara sebagai anggota “poros setan” bersama Iran dan Irak.

Atas perhatiannya yang cukup dalam pada isu Korea, pada 2017 Teguh mendapatkan Bintang Kehormatan dari pemerintah Korea Utara.

“Tahun 2000 dan 2007 pemimpin Korea Selatan, Kim Daejung dan Roh Moohyun, bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il. Pembicaraan ke arah penyatuan kedua negara dalam bentuk konfederasi sudah dilakukan. Tapi kembali berantakan karena intervensi kekuatan asing,” ujar Sekretaris Bersama Reunifikasi Damai Korea Wilayah Asia Pasifik ini.

“Agar pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jaein bisa menghasilkan perdamaian abadi saya minta Donald Trump tidak ngerecoki,” sambungnya.

Teguh berharap dalam pertemuan Jumat Kim dan Moon bersedia mengakhiri perjanjian gencatan senjata dan menandatangi perjanjian damai.  (sp/kb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru