Tuesday, March 19, 2024
Home > Berita > Sistem Anti-Rudal AS Beroperasi di Korea Selatan

Sistem Anti-Rudal AS Beroperasi di Korea Selatan

Sistem Thaad hanya memiliki kemampuan mencegat awal. (Foto: AFP/Getty Images/BBC News)

Sistem Thaad hanya memiliki kemampuan mencegat awal. (Foto: AFP/Getty Images/BBC News)

Mimbar-Rakyat.com (Seoul) – Militer AS telah mengoperasikan sistem pertahanan rudal Thaad di Korea Selatan. Sistem ini bisa mencegat rudal Korea Utara, meski kemampuan operasionalnya baru sempurna seutuhnya beberapa bulan lagi.

BBC News melaporkan, ketegangan meningkat di semenanjung Korea akibat ancaman peluncuran rudal berulang kali dari Korea Utara dan kehadirnya sekelompok kapal perang AS dan sebuah kapal selam. Pengoperasian Thaad sendiri dinilai kontroversial.

Korea Utara bereaksi marah terhadap latihan militer terakhir di semenanjung Korea dan menuduh AS mempertaruhkan perang nuklir. Ketegangan meningkat hanya sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan “merasa terhormat” untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dalam situasi yang tepat.

Pekan lalu AS mengumumkan bahwa pihaknya akan mengaktifkan Thaad, yang diperkirakan tidak akan digunakan sampai akhir 2017. Thaad yang merupakan singkatan dari Terminal High Altitude Area Defense, telah dipasang di bekas lapangan golf di daerah pusat Seongju dan disambut kelompok demonstrasi yang marah.

Banyak penduduk setempat percaya bahwa sistem ini merupakan target potensial serangan dan membahayakan kehidupan mereka yang tinggal di dekatnya.

China juga memprotes dan pihaknya percaya bahwa jangkauan radar sistem dapat mengganggu keamanan operasi militernya sendiri.

Ketika rencana  penerapan Thaad diumumkan, Korea Utara menjanjikan sebuah “tanggapan fisik”, dengan menyatakan “kesediaan tentara mereka untuk melakukan serangan balasan yang kejam”.

Juru bicara pasukan AS yang berbasis di Korea Selatan mengatakan, Thaad sekarang memiliki kemampuan untuk mempertahankan Republik Korea. “Namun sistem tersebut hanya memiliki kemampuan mencegat awal”, kata seorang pejabat pertahanan AS kepada AFP. Seperti dikutip BBC News.

Korea Utara dan AS telah memperlihatkan retorika yang memanas dalam beberapa pekan terakhir karena Pyongyang terus menentang larangan PBB untuk melakukan uji coba rudal. Korea Utara telah melakukan dua peluncuran rudal yang gagal dalam beberapa pekan terakhir dan mengatakan bahwa pihaknya siap untuk melaksanakan uji coba nuklir keenamnya setiap saat.

Korut bereaksi dengan marah pada hari Selasa atas latihan militer gabungan AS-Korea Selatan sehari sebelum yang melibatkan dua pembom Lancer B-1B supersonik, dan menurutnya merupakan “latihan pengeboran bom nuklir”.

“Protes militer yang sembrono mendorong situasi di semenanjung Korea lebih dekat ke ambang perang nuklir,” tulis kantor berita resmi KCNA Korea Utara.

Sistem pertahanan rudal Thaad menggunakan teknologi hit-to-kill – di mana energi kinetik menghancurkan hulu ledak yang masuk, memiliki jarak tempuh 200km dan bisa mencapai ketinggian 150km. AS sebelumnya telah menempatkannya di Guam dan Hawaii sebagai tindakan melawan potensi serangan dari Korea Utara.

Cara kerja pertahanan radar Thaad;

1. Musuh meluncurkan rudal

2. Sistem radar Thaad mendeteksi peluncuran, yang diteruskan ke perintah dan kontrol

3. Perintah dan kontrol Thaad menginstruksikan peluncuran rudal pencegat

4. Rudal pencegat ditembakkan ke proyektil musuh

5. Proyektor musuh hancur dalam fase terminal penerbangan

Truk peluncur bisa menampung hingga delapan rudal pencegat.***(janet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru