Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Sebanyak 825 warga NTB digigit anjing dan enam orang meninggal

Sebanyak 825 warga NTB digigit anjing dan enam orang meninggal

Ilustrasi - Anjing dan gigitannya. (untusari.online)

MIMBAR-RAKYAT.com (Mataram) – Penyakit korban gigitan anjing (rabies) mewabah di Pulau Lombok dan Sumbawa menyebabkan enam orang tewas dari 825 korban gigitan anjing.

Pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat menjelaskan hal ini dan menyebutkan enam korban jiwa terjadi di Kabupaten Dompu.

“Data itu per 24 Februari 2019. Sebagian besar korban gigitan anjing ada di Kabupaten Dompu,  ada sebanyak 735 orang. Dan ada 32 positif rabies,”  kata Kepala Disnakeswan NTB Budi Septiani, di Mataram, Senin.

Selain Kabupaten Dompu, katanya seperti dilansir antaranews,  33 warga Kabupaten Bima juga menjadi korban gigitan anjing, namun belum ada yang dinyatakan positif rabies, menyusul Kabupaten Sumbawa 27 orang korban dengan empat sampel dinyatakan positif rabies.

Di Kota Bima tercatat empat korban dan di Kabupaten Sumbawa Barat enam warga digigit anjing.

Di wilayah Pulau Lombok, kata Budi, hanya dua kabupaten yang belum ada laporan warga digigit anjing, yakni Kabupaten Lombok Barat, dan Lombok Tengah, sedangkan di Kota Mataram sedikitnya tujuh orang sudah menjadi korban, Kabupaten Lombok Utara 10 orang, dan Lombok Timur empat orang.

“Kalau di Pulau Lombok belum ada korban yang dinyatakan positif terkena rabies. Tapi kami meningkatkan kewaspadaan agar tidak bertambah terus jumlah korban gigitan anjing,” ujar Budi.

Pihaknya bersama Dinas Peternakan kabupaten / kota se-Pulau Sumbawa sudah berkoordinasi guna pengendalian rabies. Berbagai upaya yang dilakukan, di antaranya vaksinasi terhadap hewan penular rabies (HPR) berpemilik.

Disnakeswan NTB juga sudah berkoordinasi dan konsultasi ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian guna membahas perkembangan kejadian luar biasa (KLB) rabies di Kabupaten Dompu, dan Sumbawa.

Upaya sosialisasi bahaya rabies di Kabupaten Dompu, Bima, Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Kota Bima sudah dilakukan secara terpadu.

“Kami juga sudah melakukan KIE zoonosis rabies di Kabupaten Sumbawa pada 20 Februari 2019,” katanya.

Budi menambahkan upaya meningkatkan kewaspadaan di Pulau Lombok juga sudah dilakasanakan bersama beberapa para pihak terkait. Upaya yang dilakukan berupa vaksinasi HPR berpemilik.

Selain itu, menggelar operasi gabungan pengawasan lalu lintas HPR di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, dan Pelabuhan Kayangan, di Kabupaten Lombok Timur.

Pihaknya juga sudah menggelar rapat koordinasi lintas sektoral tentang penanganan rabies dan kewaspadaan di Pulau lombok yang dipimpin langsung Sekretaris Daerah Provinsi NTB Rosyadi Sayuti.

“Disnakeswan NTB juga sudah mengajukan anggaran belanja tak terduga kepada Gubernur NTB,” jelas Budi.  (An/Kb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru