Sesungguhnya nafasku nafas hape. Hoss..
Sesungguhnya denyut nadiku kentut hape. Nyuut..
Sesungguhnya detak jantungku rentak hape. Taak..
Darahku hape
Sumsumku hape
Sujudku hape
Sembahku hape
Pepundenku hape
Aku rela diperkosa
Aku rela diserimpung
Aku pasrah dilumat bulat bulat
Karena hidupku kini tergantung di tali hape
Karena nyawaku melekat di paket pulsa
Karena jiwaku tertambat erat di grup wa
Dzikirku bungkam dalam tautan instagram
Tahlilku memantul, tasbihku terkatup antara gugel dan yutub
Tuhan, selamatkan aku dan anak cucuku dari menyembah berhala
Berikan aku aplikasi yang mampu memilah yang baik dan yang benar
Byarr… langit gumelar, belah tengah bergetar getar
Malaikat menukik rambutnya berkibar kibar
Ditangannya ada hape persembahan untukku yang tersimpuh lumpuh
Kubuka hanya ada dua tombol, plus dan minus
Kusentuh tombol plus, keluar daftar kebajikan yang pernah kubuat
Lambat, seperti keong darat
Kusentuh tombol minus
Daftar dosa berlari berkejar kejar
Ada makan dua ngaku satu
Ada selingkuh padahal tak butuh
Ada namimah dan ghibah bertalu talu
Hape ditanganku makin berat sederet daftar dosa
Menyeret tubuhku yang kaku ke lubang gelap tak berujung
Rasanya sudah 72 tahun tapi belum menyentuh dasarByar…
Allahu Akbar
Suara takbir idul qurban terdengar
Rupanya sudah subuh
Bekasi 10 Dzulhijah 1441 H/31 Juli 2020. (*/ds)