TAPAK pertama dari seribu tangga telah kujejak
Undakan pertama dari ketinggian Jabal Nur telah kuinjak
Menapak tilas awal iqra’ dikedinginan angin malam
Ayat pertama dari qolam suci itu adalah jawaban tahanud berkepanjangan
Ketika rintih doanya tidak tahu harus kemana dipanjatkan
Ketika titik air matanya menggedor baitul makmur mengguncang arsy
Membuat Jibril tergopoh gopoh
Mengemas iqra dalam balutan wahyu
Namun lelaki itu tidak tahu harus berbuat apa
Karena ia tidak paham alif ba ta
Ia gagu, ia bisu
Kecuali satu; Ma ana bi qooriin….
Ma ana biqooriin….
Tidak setahun dua ia rayapi dinding karang ini
Sedangkan lingirnya setajam kuku kucing
Gua Hira masih diujung sana dijambul gunung
Ya.. kucing kampung yang mendengkur dibalik koral itu
Sempat menghitung langkah penziarah
Menelusuri jejak sejarah yang mengubah dunia
Yang ingin menjadi saksi bahwa lelaki itu tidak sia sia
Yang ingin menjadi syahid bahwa Nur Muhammad mangejawantah di Jabal Nur
Yang ingin mengucap shalawat dilandasan batu yang pernah ia sesap
Nun dibawah jauh, Mekkah berpendar
Ujung cahayanya melesat sampai dibibir gua
Tetapi cahaya kenabian lebih kuat atmosfirnya
Salam alaika Ya Rasulullah
Ahmad Istiqom
Masjidil Haram 18 Feb. 2020