Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Sadikin Aksa dan Prasetyo Islah di Hadapan Pengurus KONI dan 31 IMI Daerah

Sadikin Aksa dan Prasetyo Islah di Hadapan Pengurus KONI dan 31 IMI Daerah

Musyawarah dan mufakat nasional Ikatan Motor Indonesia di Jakarta, Senin, malam, dihadiri Sadikin Aksa, Prasetyo Edi Marsudi dan beberapa pengurus KONI Pusat. (arl)

MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Melalui malam musyawarah dan mufakat nasional, akhirnya masalah yang melanda Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI) berakhir dan dua pihak yang sempat berseteru, Sadikin Aksa dan Prasetyo Edi Marsudi, sepakat untuk islah atau berdamai.

Kedua tokoh itu mendeklarasikan perdamaian mereka pada acara Musyawarah dan Mufakat IMI Senin malam 17 Oktober 2016 di  Hotel Ambhara, Blok M, Jakarta Selatan, yang dihadiri 31 pengurus IMI Daerah serta pengurus KONI Pusat.

Prasetyo memilih untuk islah dan mundur dari rencana ingin menjadi ketua umum PP IMI, yang sejak Munas VIII Desember 2015 sudah dijabat Sadikin Aksa melalui pemilihan aklamasi, sedangkan kubu Prasetyo ketika itu memilih mundur dari sidang.

“Kami sudah sepakat untuk mengakhiri segala macam intrik. Sadikin ini adik saya, jadi harus dibimbing dan diawasi,” kata Prasetyo.

Sadikin pada kesempatan itu meminta agar Prasetyo tetap memberi petunju untuk bersama-sama memajukan IMI ke arah yang lebih positip. “Pak Pras punya pengalaman besar sebagai ketua DPRD DKI, jadi saya berharap ia tetap memberi petinjuk dan mengawasi kami,” kata Ikin, panggilan akrab Sadikin Aksa.

Konflik antara Sadikin dan Prasetyo dimulai pada Musyawarah Nasional IMI pada 18 Desember 2015. Ketika itu, kubu Prasetyo merasa proses pemilihan Ketua Umum IMI diwarnai kecurangan lantaran dilangsungkan secara terbuka. Menurut mereka, sepanjang sejarah pemilihan Ketua Umum IMI berlangsung tertutup.

Sadikin Aksa, ketua umum PP IMI sedang diwawancarai media usai musyawarah IMI di Jakarta, Jumat malam.  (arl)
Sadikin Aksa, ketua umum PP IMI sedang diwawancarai media usai musyawarah IMI di Jakarta, Jumat malam. (arl)

Akhirnya, kubu Prasetyo melakukan walk out. Tiga Pengurus Provinsi, DKI Jakarta, Riau. dan Kalimantan Tengah menggugat Munas tersebut. Selanjutnya, masalah ini diteruskan ke Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI).

Ketua Umum KONI, Tono Suratman, akhirnya mengeluarkan SK kepada Mohammad Riyanto Rasyid untuk menjadi caretaker Ketum IMI.

Riyanto memprakarsai pertemuan antara Sadikin, Prasetyo, dan tiga Pengprov yang sempat melayangkan gugatan pada 13 Oktober 2016 lalu di Hotel Century.

Pada pertemuan tersebut, tercapai kesepakatan yang tetap menjadikan Sadikin sebagai Ketum IMI dan sebanyak 31 pengurus Pengprov IMI hadir pada acara islah Senin malam di Jakarta, yang berlangsung singkat tapi diwarnai persahabatan dan rasa persatuan.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru