Friday, March 29, 2024
Home > Politik > Prabowo Tidak Percaya Suryadharma Ali Korupsi

Prabowo Tidak Percaya Suryadharma Ali Korupsi

MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) Banyak spekulasi timbul pasca Suryadharma Ali (SDA), Menteri Aganma ditetapkan KPK  sebagai tersangka korupsi penyelenggaraan haji menjelang Pilpres. Salah satunya adalah tudingan adanya unsur politis dalam penetapan tersebut.

Koordinator Badan Pekerja ICW, Ade Irawan menyayangkan spekulasi yang berkembang tersebut. Yang meyedihkan spekulasi itu menggiring kasus hukum ke ranah politik yakni  menuding Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak bekerja secara profesional.

“Sangat disayangkan apabila penetapan SDA sebagai tersangka dipolitisasi, meski penetapan tersebut dilakukan menjelang Pilpres,” ujar Ade Irawan usai diskusi di kantor ICW, Jakarta, Senin (26/5/2014).

Ade mengatakan KPK sudah bekerja sesuai dengan aturan. KPK sudah memiliki dua alat bukti apabila menetapkan seseorang menjadi tersangka. KPK dalam menetapkan status seseorang tidak mempertimbangkan situasi di luar hukum.

“Kami tahu persis KPK sudah lama menelusuri dana korupsi haji, kalau memang sudah terpenuhi menjadi tersangka ya jadikan tersangka, sehingga jangan dipolitisasi,” ujar Ade.

Kamis (22/5/2014) malam, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang menjabat sebagai Menteri Agama ditetapkan oleh komisi pemberantasan korupsi (KPK) sebagai tersangka. SDA ditetapkan tersangka terkait kasus penyelenggaraan ibadah haji.

Malam itu juga  saat berkunjung ke kediaman pengusaha Hary Tanoesoebidjo, di Jakarta, Kamis (22/5/2014), Prabowo Subianto menyiratkan ada faktor politis saat KPK menjadikan Suryadharma sebagai tersangka korupsi.

“Saya juga terkejut mendengar berita itu. Saya garis bawahi ini, secara pribadi tidak percaya bahwa SDA bersalah. Kita lihat dari momentum waktu. Saya berharap terutama KPK, jangan sampai KPK itu digunakan alat politik bagi siapapun,” katanya.

Melukai Hati

 Pernyataan Capres Prabowo Subianto atas dijadikannya Suryadharma Alie oleh KPK dalam kasus korupsi dana haji, dinilai melukai hati masyarakat yang selama ini memberikan kepercayaan dan harapan besar pada KPK.

Menurut Ade Irawan dari Divisi Korupsi Politik Indonesian Corruption Watch (ICW), masyarakat merasa korupsi sebagai penyakit utama yang harus diberantas, khususnya di tataran elite parpol.

“Membela seperti ini, Prabowo bisa menyakiti hati masyarakat. KPK harusnya didorong membersihkan Kementerian Agama dari korupsi,” ujar Ade saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (26/5/2014).

Ade melanjutkan, daripada memojokkan KPK, Prabowo Subianto seharusnya lebih berkonsentrasi membersihkan tim kampanyenya dari para terduga koruptor.

“Kalau kita lihat visi dan misinya kan mendorong antikorupsi, jadi lebih baik Prabwo  membersihkan tim kampanyenya dari yang terduga korupsi,” kata Ade Irawan.

Faktanya, katanya,  banyak nama-nama di tim Parpol pengusung Prabowo Subianto yang bisa dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi.

Prabowo maju sebagai bakal capres diusung oleh koalisi enam partai politik, yakni Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Sejauh ini, memang banyak elite dari parpol pengusung itu yang bisa menjadi target KPK. Semisal dari Golkar, diduga ada Priyo Budi Santoso,  Setya Novanto, dan Idrus Marham.

Dari PAN, nama Ketua Umum dan bakal cawapres Hatta Radjasa pernah  diperiksa dalam kasus dugaan korupsi hibah KRL bekas dari Jepang. Dari PPP, selain Suryadharma Ali, kasus korupsi haji juga diduga melibatkan Hasrul Azwar.

Dari PKS, masih ‘terlilit’ perkara dugaan suap impor sapi yang dibongkar KPK dan kini masih berproses di Pengadilan Tipikor. Sementara Ketua Umum PBB MS Kaban sudah dicekal dan sering disebut menunggu status tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek di Kementerian Kehutanan.

Ade Irawan menjelaskan, sejak beberapa tahun lalu, ICW sebenarnya sudah melaporkan kasus dugaan korupsi haji di Kementerian Agama. Dan selama ini, KPK terus melakukan pengumpulan bukti dan fakta terkait itu. (Ais)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru