Thursday, April 18, 2024
Home > Berita > Prabowo Berharap Gatot Nurmantyo Masuk Tim Sukses

Prabowo Berharap Gatot Nurmantyo Masuk Tim Sukses

Gatot Nurmantyo dan Prabowo Subianto, (ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI belum diketahui mendukung siapa. Padahal sebelumnya dia berharap maju pada Pilpres 2019, namun tidak ada parpol yang mengusung.

Capres Prabowo Subianto berharap Gatot Nurmantyo mau bergabung dalam tim suksesnya. Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, sampai saat ini dia belum bertemu dengan Gatot Nurmantyo.

“Saya tidak tahu apakah Pak Gatot mau bergabung atau tidak,” kata Prabowo di rumahnya di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (11/9).

“Tapi saya akan senang kalau beliau gabung,” tambahnya. Sejauh ini belum ada permintaan agar Gatot Nurmantyo masuk ke kubu Prabowo-Sandi.

Tapi, kata Ketum Gerindra ini, pihaknya terbuka dengan siapapun yang ingin bergabung dengan kubunya. “Iya kan kita cari dukungan, dukungan dari mana saja. Demi Merah Putih dan negara bangsa,” jelasnya.

Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan telah menjalin komunikasi dengan Gatot. Jika Gatot bersedia bergabung, pihaknya akan bergembira.

“Saya ada komunikasi dan prinsip kami sangat bergembira dan merasa terhormat, memberikan effort besar sikap beliau bisa bergabung bersama-sama di tim pemenangan,” katanya.

SUARA NU

Terpilihnya KH Ma’ruf Amin sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo, disebut bakal mendongkrak suara dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Pasalnya Ma’ruf merupakan Rois Aam PBNU dan sangat disegani di kalangan nahdliyin, sebutan untuk warga NU.

Anggota DPR RI asal Partai Nasdem, Effendy Choirie alias Gus Choi sesumbar, pasangan Jokowi – Ma’ruf bakal meraup 90 suara nahdliyin.

“NU insya Allah dukung Kiai Maruf ini minimal 90 persen, 85 sampai 90 persen, (sekarang) lebih total (mendukung),” di kantor DPP Nasdem, Jalan Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa.

Gus Choi berpandangan dukungan dari nahdliyin pada Pilpres 2019 akan bulat tertuju kepada Ma’ruf. Mantan politisi PKB itu mengatakan suara NU yang melempem pada Pilpres 2004 karena terpecah. Saat itu, tiga kader NU yang maju dalam pemilihan, yakni Hasyim Muzadi, Sholahudin Wahid dan Jusuf Kalla membuat nahdliyin tidak satu suara.

“Dulu ada sejarah NU tidak kompak karena, Pak Hasyim jadi wakilnya Bu Mega, karena ada Gus Sholah didukung PKB, pecah. Di sini ada JK yang juga NU. Sekarang kan head to head. Hasil survei kan pendukung ke sini lebih banyak NU,” tandasnya. (i/d)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru