Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Polisi Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menetapkan 11 orang sebagai tersangka penjarahan mini market dan perusak milik umum di Penjaringan, Jakarta Utara.

Penjarahan mini market pada hari Jumat, 4 November 2016, itu murni tindak kejahatan yang tidak ada kaitannya dengan unjuk rasa 4 November di Jakarta. Para tersangka juga terlibat dalam tindak kekerasan dan perusakan sepeda motor.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono, di Mapolda Metro Jaya, Minggu (6/11), mengatakan, pelanggaran pidana 11 tersangka berbeda-beda. Dua diantaranya, berinisial IA dan J, terbukti melakukan kekerasan dan penjarahan di mini market Indomaret.

Kemudian, satu orang tersangka berinisial WN melakukan penjarahan di mini market Alfamart. Satu lagi, AS, terbukti melakukan perusakan sepeda motor.

“Ada 15 orang yang kita tahan sebelumnya. Kemudian, yang cukup bukti dan kita naikan statusnya menjadi tersangka ada 11 orang,” tutur Awi, seperti dilaporkan http://news.metrotvnews.com.

“Terakhir, terjadi penyerangan terhadap anggota kepolisian dengan korban Kompol Pujo Sukmono. Tersangkanya tujuh orang dengan inisial MR, N, DA, SCF, S, M dan F,” kata Awi.

Polisi semula menangkap 15 orang terkait penjarahan dua mini market dan perusakan barang milik pribadi di Penjaringan, Jakarta Utara. Polisi memastikan, mereka bukan bagian dari pedemo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada 4 November.

“Ini murni kriminal, memanfaatkan situasi,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (5/11). Aksi penjarahan memanfaatkan situasi setelah melihat unjuk rasa di depan Istana Merdeka rusuh.

Sebelum menjarah, massa yang diketahui merupakan warga sekitar kejadian melempari personel kepolisian dan anggota TNI yang sedang melakukan penjagaan. Polisi berhasil menguasai keadaan dan menangkap para penjarah dan perusuh.***(eank)