Pesona Korona
Puisi: A.R. Loebis
Korona memesona
Walau masalah dunia
Karena ia memporakporandakan
sekaligus meluruskan kembali
tatanan peradaban manusia
Ia merajalela tak terlihat, entah kapan berakhirnya
Korona memesona
Masalah dunia
Seperti neraka dan surga
Seandai Tuhan menunjukkan bentuk dan isi neraka
Tak akan ada manusia berbuat nista karena takutnya
Seandai Tuhah menunjukkan bentuk dan isi surga
Tak akan ada orang berbuat cela karena ingin berada di dalamnya
Seandai bentuk korona bisa dilihat dengan mata
Tak akan ada orang berani mengedipkan mata,
Karena takut tersentuh
Atau pun berdekatan dengan manusia penular
ngeri banget
Koronoa memesona
Masalah dunia
dari ragam sudut pandang
medis, virus, wabah, sejarah, ekonomi
politik, hubungan internasional, sosiologi, antropologi, agama
Dari seluruh disiplin ilmu dasar dan terapan
dari ratusan sudut pandang
dari ratusan teori sebab-akibat
menjadi ribuan berita dan info menghenyak otak manusia
dari media arus utama apalagi media sosial
di kota dan desa, minim manusia dan kendaraan, tapi langit jadi biru tiada polusi
rumah ibadah kosong, jamaah berjauhan, sekolah kantor diliburkan, hidung mulut ditutup, tangan terus dibasuh, sehari berkali-kali mandi.
Manusia di luar irama, tempo dan gerak kehidupan
Manusia jadi a-sosial, tapi suami, istri, anak jadi berdekatan lagi
Sekaligus manusia kembali ke fitrah menjadi makhluk sosial dan beragama
Orang selalu mengingat Tuhan ketika sedang di udara apalagi daratan tak tampak
Orang selalu ingat berdoa saat di atas kapal laut apalagi daratan tak terlihat
Kini orang berdoa karena korona
Hablum minalloh dan hablum minannas
Manusia semakin berjarak tapi hakekatnya semakin dekat
Gerak hidup semakin kontradiktif, tiada jamaah bahkan dalam kemalangan pun
semua senasib sepenanggungan
Manusia dunia
Korona memasona
Walau masalah dunia
Banyak orang sakit
akibat takut akan ketakutannya
khawatir akan kekhawatirannya.
Banyak sakit flu dan demam disebut disengat korona,
meninggal pun dibungkus plastik,
masuk lahat tak dilihat saudara dan tanpa doa.
Tak pasti apakah korona ada di paru-parunya.
Jangan salah, orang sehat pun ada yang menularkannya
Kejadian langka ini menghantui orang seluruh dunia.
Orang ketakutan karena info dan berita
Tapi pejabat negara-negara seolah berlomba masuk berita
banyak orang tak tahu apa ia kena virus si korona.
Di negaraku, dua menteri masuk berita, kini mereka sehat walafiat.
Tapi ada juga bertanya-tanya
jangan-jangan si korona itu tidak ada.
Ia hanya dibuat menembus batas sadar manusia
ia beyond thingking. Ia ada di ambang sadar.
Ada juga yang mengatakan ini baru trial n error by China
bocor sedikit.
Tapi sudah ratusan ribu orang mati dimana-mana
Nah, gimana kalo beneran ada episode korona kedua
Artinya melepas virus keduakalinya, mengerikan!
diberitakan media,
si korona ini hanya satu dari 1.500-an jenis virus milik China di lab Wuhan.
Senator AS Tom Cotton menyatakan
kemungkinan virus korona berasal dari lab biokimia di Wuhan
dipelajari para ahli virus selama tujuh tahun.
Beberapa ahli dan pejabat pun menyatakan,
virus corona, bisa menjadi senjata perang biologis yang direkayasa di China.
Tapi Philip Giraldi mantan perwira intelegen CIA
mengatakan korona itu senjata biologis pembuhuh massal melalui mutasi genetik yang dibuat AS dan Israel
untuk menghancurkan China dan Iran, musuh besarnya.
Satu dolar AS untuk satu km persegi biayanya,
dibanding senjata konvensional sampai ribuah dolar per satu km persegi.
Ada teori persekongkolan
Tapi ada ahli menyebut wabah itu muncul sendiri lewat perantara khewan.
Tak ada yang pasti
Korona memesona
C-19 itu masalah dunia
Tapi setidaknya
Aku menemukan pesona si korona
agar tidak terlalu duka, derita, khawatir dan takut
Aku baru memegang cangkul dan belajar tekniknya agar pinggang tak sakit
Aku menjamah garit dan arit, menarik sampah dan belukar di parit, juga ada tekniknya agar pinggang tak ngilu malam hari.
Aku semakin memahami watak manusia, dari sisi psikologis dan apa arti demokrasi di kampung ini
Matahari panas sekali pagi hari dan nyaris hujan lebat tiap malam, usai subuh kembali tarik selimut
Aku selalu menyaksikan selokan dalam, bukit menjulang berdaun hijau,
Ada tegur-sapa, berjemur dan menjemur, ngopi, kerja bakti, bersih-bersih, bangun portal dan saung, olahraga, bayi, balita, orang tua dan doa.
Tapi entah mengapa sulit ada inspirasi menulis puisi
Korona itu angin membawa debu kematian
Hingga 21/04/20 di Indonesia terjadi 7.135 kasus
Sebanyak 616 orang meninggal dan 842 sembuh.
Tapi hampir tiga ratus ribu nyawa hilang seketika saat tsunami Aceh
Aku termangut-mangut
Betapa kuasanya sang pencipta manusia dan penghembus nyawa
Korona memesona
Masalah dunia
Entah kapan berakhirnya
Tapi musibah ini ada rahmatnya
karena ia mengukuhkan kembali tatanan hidup manusia
Yang sudah bergeser kemana-mana
Pergerakan kontradiktif tapi menstabilkan irama hidup
Dari berbagai sudut pandang
Korona itu memesona
Tapi Ya Allah, Sang Pencipta semua yang ada
kapan semua ini berakhir?
***Ciampea, 22042020