Thursday, April 18, 2024
Home > Cerita > Murtado Macan Kemayoran

Murtado Macan Kemayoran

Murtado Macan Kemayoran (asalusulnusantara.wordpress)

Murtado Macan Kemayoran (asalusulnusantara.wordpress)

Pada masa kompeni Belanda, hiduplah seorang pemuda bernama Murtado. Murtado merupakan anak dari mantan lurah. Dia adalah pemuda yang baik, santun, sholeh, dan suka menolong. 

Pada masa itu para kompeni sangatlah jahat kepada para penduduk di kemayoran. Selain penguasa kompeni, ada juga kaki tangannya yang merupakan orang pribumi, yaitu Mandor Bacan dan Bek lihun. Mereka adalah kaki tangan Belanda yang jahat di bawah pimpinan Tuan  Rusendal.

Pada suatu hari, di kampong diadakan acara derapan padi (panen padi). Para penduduk pun mengikuti acara tersebut. Begitu juga dengan Murtado. Murtado berdiri disamping seorang gadis cantik, dan mandor bacan melihat hal tersebut.

Mandor Bacan : “Hei, gadis cantik. Kamu jangan kurang ajar dan berlaku curang ya! Coba lihat, ikatan padimu terlalu besar” Sambil mengganggu gadis tersebut dan mengancamnya dengan belati

Gadis teman murtado :*ketakutan* Aaaa.. tolong aye!!

Murtado : *menangkis belati mandor bacan* “ lu jangan macem-macem ye! Beraninye sama perempuan!”
Mandor Bacan : “ Berani banget lu. Lu nantang gue, hah? ”
Murtado : “ Iye, aye nantang elu! Aye gak suka liat sikap lu sama perempuan”
Maka terjadilah pertarungan diantara mereka. Tetapi Mandor Bacan kalah dalam pertarungan tersebut. Dia harus tunduk dibawah kehebatan ilmu silat murtado.
Kejadian ini dilaporkan oleh Mandor Bacan ke Bek Lihun.

Mandor Bacan : “Bek , Tadi waktu acara derapan padi ade yang ngacau, bek. Dia ngajak aye ribut. Tapi ayenya kalah”
Bek Lihun : “ Hah?! Lu kalah? Emangnye siape lawan lu”
Mandor Bacan : “ Namanya Murtado, Bek. Dia silatnya jago banget! Udah gitu sok jagoan pula. Kesel banget aye sama tuh anak”
Bek Lihun : “Awas aja tuh anak! Gak bakal gue maafin! Besok gue bakal abisin tuh anak”

Karena penasaran tidak bertemu murtado,pada suatu hari bek lihun mampir ke sebuah warung kopi,di warung kopi tersebut banyak teman murtado. Ternyata murtado juga berada disana dan bek lihun menegur murtado.

Bek lihun : “Eh, bocah sombong. Elu jangan berlaga dah, sok bela-belain rakyat. Gue jijik liat sikap elu. Kalo emang beneran berani, rasain nih kepelan tangan gue!”

Murtado : “Heh, lihun tukang palak rakyat. Lu jangan murtad deh! Kalo kerja lu cuman malakin rakyat pasti Allah bakal melaknat elu dah. Mending elu insyap dah. Kalo kagak gue sendiri yang bakal nanganin elu!” Kata Murtado dengan tenangnya

Bek lihun pun semakin marah

Bek Lihun : “Eh, bocah ingusan! Elu jangan banyak bacot dah. Ilmu elu belom seberapa dibanding gue. Jangan coba coba sama gue!!” Sambil mengayunkan kepalanya kearah murtado

Kemudian Murtado mengelak dari serangan Bek Lihun. Murtado pun menyerang balik dan Bek lihun tidak dapat mengelak lagi dan terjatuh ke tanah. Dan terjadilah pertempuran hebat diantara mereka. Pertarungan dimenangkan oleh Murtado. Ketika teman-teman murtado bertanya kepada Murtado bagaimana dia bisa mengalahkan Bek Lihun, dia hanya tersenyum dan menjawab:

Murtado: “Ah, kagak ape-ape. Aye Cuma bercanda sama Bek Lihun. Aye Cuma ngusap kepalanye aje tau-tau nyungsep ke tanah”

Tetapi sebenarnya, Murtado memang menghabisi Para penguasa kejam di kampung. Karena dia merasa itu adalah kewajibannya.
Karena semakin kesal, Bek Lihun menyewa tukang pukul dari Tanjung Priok untuk membunuh Murtado.Pada malam hari, para penjahat itu pun datang dan menjegat Murtado yang baru pulang ke rumahnya.

Penjahat : “ Eh,Murtado elu mending nyerah aja dah!”
Maka terjadilah pertarungan diantara mereka. Dan lagi-lagi Murtado yang menang.

Bek lihun pun semakin marah. Dia lalu menyewa lagi 3 jagoan berwatak jahat dari pondok labu yaitu : Boseh, kepleng dan boneng.

Bek lihun : “kalian harus ngabisin si Murtado!!”
Boseh, Boneng, kepleng : “ Siap Boss!!!”

Lalu pada malam hari, 3 penjahat itu menyusup kedalam rumah Murtado. Mereka siap membunuh Murtado dengaan golok ditangannya. Tetapi Murtado melawan dan kembali menang. Lalu, karena perlawanan Murtado, Boneng teriak dan menarik perhatian warga kampung. Dan Boneng pun kabur. Dengan tuduhan merampok, mereka ditangkap oleh para kompeni.

Setelah kejadian itu, maka insyaflah Bek Lihun. Dan dia mulai menghargai warga kampung itu.
Ketika itu beberapa gerombolan perampok di bawah pimpinan Warsa mulai mengganas di Kemayoran. Setiap malam mereka menggarong dan merampas harta benda penduduk. Bek Lihun pun kewalahan menghapinya. Dia pun meminta bantuan kepada Murtado. Murtado pun menyetujuinya mencari para perampok itu ke daerah Tambun dan Bekasi bersama 2 orang temannya Saomin dan Sarpin.

Murtado : “ Saomin, Sarpin. Ayok kite cari tuh perampok pade di daerah Bekasi ama daerah Tambun!!
Saomin : “Ayok Do!! Gw kagak takut sama tuh perampok pade!!”
Sarpin : “Iye tuh! Gue gak sabar hajar tuh maling pade!!”

Kemudian mereka pergi ke Karawang. Disana dijumpailah gerombolan Warsa dengan kegagahan dan ilmu beladiri yang tinggi.

Warsa : “heh! Lu ngapain datang ke wilayah gue!”
Murtado : “ Gue tau elu yang selama ini ngerampok penduduk sekitar kan!”
Warsa : “ Iye!! Kenape lu? Gak suka hah?”
Murtado : “Iye gua gak suka!! Gua kesel liat gaya lu sok banget sih! Gua nantang elu!”

Maka terjadilah pertarungan diantara mereka. Warsa pun mati dalam pertarungan tersebut. Seluru hasil rampokan Warsa pun dibawa kembali oleh Murtado kepada pemiliknya. Sejak saat itu penduduk Kemayoran pun hidup tentram.  (OL/KB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru