Thursday, March 28, 2024
Home > Internasional > Mesir Anggap Ikhwanul Muslimin Hama yang Harus Dibasmi

Mesir Anggap Ikhwanul Muslimin Hama yang Harus Dibasmi

MIMBAR-RAKYAT.com (Kairo) – Pemerintah Mesir benar-benar menganggap Ikhwanul sebagai hama yang harus dibasmi habis . Pengadilan Mesir Senin 2/2/2025 menjatuhkan vonis mati pada 183 pendukung gerakan Ikhwanul Muslimin atas kasus pembunuhan polisi.

Para terdakwa tersebut divonis mati atas pembunuhan 16 polisi di kota Kardasa, dekat ibukota Kairo pada Agustus 2013 lalu. Tepatnya saat pergolakan yang diikuti dengan penggulingan Presiden Mohamed Morsi.

Dari 183 pria tersebut, sebanyak 34 orang di antaranya diadili secara in absentia. Demikian seperti diberitakan kantor berita Reuters, Senin (2/2/2015).

Otoritas Mesir hingga saat ini terus melakukan operasi pemberantasan kelompok Ikhwanul Muslimin sejak tergulingnya Morsi. Presiden baru Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, panglima militer yang menggulingkan Morsi, menganggap Ikhwanul sebagai ancaman keamanan besar bagi negara itu.

Otoritas Mesir kerap menuding Ikhwanul melancarkan serangan-serangan mematikan sejak militer menggulingkan Morsi pada tahun 2013. Tudingan ini telah dibantah gerakan tersebut.
Ketegangan di Mesir meningkat setelah bentrokan maut antara para demonstran dan aparat keamanan di Kairo, juga di kota Alexandria, Mesir utara pada 25 Januari lalu. Saat itu, bangsa Mesir memperingati empat tahun pergolakan 2011 yang menggulingkan rezim Hosni Mubarak. Kepolisian menahan 516 orang pendukung Ikhwanul di hari tersebut.

 

Angin Balik

Namun pemerintah Mesir harus waspada, karena angin balik kelihatannya akan segera tiba.
.Seminggu setelah meninggalnya Raja  Saudi ,Abdullah, terlihat aka nada perubahan besar di seantero Timur Tengah.

Peran Raja Abdullah dalam kudeta di Mesir yang menyebabkan 10.000 orang lebih wafat, 100.000 orang terusir dari Mesir, 20.000 orang terluka, 45.000 orang dipenjara, merupakan dosa teramat berat yang dipikul Raja Abdullah.

Kini di era Raja Salman bin Abdul Aziz, babak baru Saudi Arabia dimulai. Empat hari setelah resmi berkuasa, Raja Salman langsung meratifikasi pernjanjian industri alutsista dengan Turki yang dibekukan sejak kudeta di Mesir. Bahkan Raja Salman melakukan gunting pita, atas kedatangan kapal tempur baru yang diproduksi Turki. Maka poros Saudi-Turki kembali berkibar.

Hal yang sama dilakukan Kuwait. Dubes Kuwait di Kairo menegaskan, Kuwait tidak akan lagi memberi tambahan bantuan untuk pemerintahan As-Sisi. Perlu diketahui, bantuan Kuwait untuk kudeta di Mesir berada di urutan ketiga setelah Saudi Arabia, UAE.

Publik Mesir kini berharap-harap cemas. Kendali kekuasaan di Mesir sebenarnya berada di tangan Panglima AB dan Menhan, Jenderal Shidqi Shubhi. Maka seorang Ahmad Mansour, wartawan senior Almujtama’ berharap, Shidqi Shubhi terketuk hati untuk menebus segala dosa dan kesalahan di masa lalu dengan melakukan kudeta senyap terhadap As-Sisi. Lalu dilakukan rekonsiliasi, pembebasan tahanan politik, pengembalian hak-hak WN Mesir yang dirampas, dan tidak membiarkan Mesir seprti Syiria atau Irak.(Ais)_

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru