MIMBAR-RAKYAT.Com (Sukabumi) – Waktu operasional kendaraan besar, seperti angkutan barang hasil tambang, kontener, dan angkutan air minum dalam kemasan (AMDK) dibatasi melintasi Jalur Sukabumi, Jawa Barat.

Berdasarkan Perda Nomor 17 tahun 2013 tentang Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan, untuk dalam daerah hanya boleh beroperasi pada pukul 10:00-16:00 dan 19:00-05:00. Sedangkan luar daerah hanya boleh operasi sekitar pukul 19:00-05:00.

Pengaturan waktu operasional ini tersurat pada Pasal 6 Ayat 3. Sanksi bagi pelanggar Perda lumayan berat. Dalam pasal 14 ayat 1, sanksi bagi pelanggar dikenakan dengan ancaman pidana kurungan 3 bulan penjara dan denda maksimal Rp50 juta. Aturan di Perda itu akan diawasi ketat pada 2017 ini.

Dari penelusuran di lapangan, Senin (23/1), macet ‘abadi’ tersebar di beberapa titik di lintasan Sukabumi Utara, mulai Cicurug hingga Cisaat.

Kepadatan arus lalu lintas nyaris setiap hari terjadi di tiap persimpangan jalan. Mulai persimpangan di wilayah Kecamatan Cicurug yang berdekatan dengan Bogor, yakni Tenjoayu, Cimalati, Bangbayang, Gang Koramil, dan Cidahu.

Bergeser ke arah Sukabumi, padat merayap lalin kerap terjadi di persimpangan pintu keluar jalan alternatif di Parungkuda dan Cibadak, Angkrong, Cikidang, Simpangratu, Cibaraja, dan Kaum Cisaat yang menjadi titik persimpangan ke Mangkalaya dan Kadudampit.

Kepadatan arus terpantau di tiap pasar, yakni Pasar Cicurug, Parungkuda, dan Cibadak. Belum lagi, kemacetan di jam masuk keluar karyawan pabrik yang berada di pinggiran jalan protokol.

“Di lintasan utara jangan lewat pada pagi dan sore, pasti terjebak macet. Kalau lewat alternatif udah sempit, rusak juga,” kata Rustandi, pengemudi asal Kecamatan Cicurug.

“Nggak tau kapan kelarnya masalah macet ini? Udah jadi santapan pengendara tiap hari. Semoga saja aturan 2013 bisa jitu ngatur macet pada tahun 2017,” harapnya. (joh)