Saturday, April 20, 2024
Home > Cerita > Puisi & Pantun > Lailatul Qadar Puisi A.R. Loebis

Lailatul Qadar Puisi A.R. Loebis

Ilustrasi - Lailatul Qadar. (bintang.com)

Inilah hari pertemuan

Yang tak semua orang dapat bertemu

Inilah hari perjumpaan

Yang tak semua orang dapat bertemu

Inilah waktu dimana air sungai berbalik arah

Inilah waktu dimana telur berdiri

Melawan hukum lonjongnya

Inilah saat datangnya sinar cemerlang

Yang menyerap tiba-tiba

Inilah tempo dimana jutaan umat

Serentak mengumandangkan kalam Illahi

Inilah waktu penantian detik detik kemenangan

Inilah saat orang istimewa mampu berdialog

Dengan dirinya yangdi dalam dirinya

Inilah saat jutaan malaikat turun

Menyaksikan orang-orang yang dijamu Al Khaliq

Di masing-masing maqomnya

 

Dengan hidangan dialog yang monolog

Tentang berbagai rahasia kediriannya

Yang tak semua orang dapat menemuinya,

Melihatnya, merasakannya

Tapi semua oranag dapat menemuinya,

Melihatnya, merasakannya

Bila menginginkannya dengan menyiapkan

Perangkat untuk mendatangiNya

Peralatan yang disiapkan dari Ramadhan ke Ramadhan

Dan waktu untuk menyelinginya

Karena memang semua tamuNya

Tetapi apakah semua siap

Dan mau untuk mengetuk pintuNya

Ya Allah, betapa indah megah pintu ciptaanMu

Tak mampu terbayangkan indah megah isi

Dalam ruangan itu

Karena kemampuanku baru membayangkan wujud

Banyak sekali mungkin saudara keluarga kami

Yang bahagia dalam ruangan itu

Karena kau hentikan siksa sesaat dalam Ramadhan

Tapi pasti

Kau tambah bahagia yang bahagia

 

Inilah saat pertemuan

Yang tak semua orang dapat bertemu dan bertamu

Air laut, air sungai, telur, dan sinar cemerlang itu

Ungkapan wujud yang tak mampu menyiratkan

Baqo yang khadam

Seperti orang yang melihat UFO

Tapi sudah melayang ke angkasa, siapa percaya?

Hanya meninggalkan tanda-tanda

Adanya wujud yang wujud

Bagaimana mau menyurat siratkan wujud gaib

Yang sujud ada dalam maqom

Ya Robbi Maha Besar

Engkau yang memberikan tanda-tanda bagi kami

Yang menggunakan alat pikir

Yang Engkau berikan kendati pikir terbatas

Yang mengasah rasa yang Engkau siapkan

Walau rasa selalu tumpul

Padahal baru tanda-tanda

Tanda tangan mana tangannya

Jejak kaki mana langkahnya

Hembus angin mana tiupnya

Kamilah tanda tangan, jejak kaki, hembus anginMu

Kamilah tanda gelombang balon tiup roh ciptaanMu

Kamilah bukti Lailatul Qadar yang ada sejak ada

Tapi terus mencari dicari

Kamilah air laut, air sungai, sinar cemerlang

Bukti yang ada terus mencari dicari

Bukti yang alam yang ada yang berkehidupan dengan bukti

Alam yang baqa yang kodrati

Bukti manusia mencari kodrati yang kalah yang menang

Dari bayi mencari bayi dan kembali kebayi

Kitalah bayi kecil yang mencari bayi besar fitrah

Dan kembali menjadi bayi  kodrati

Dari dimandikan kemudian mandi

Dan memandikan lantas dimandikan

Kitalah bayi kodrati dan bayi fitrah

Semua yang memiliki maqam

Dengan kolam berisi cairan Nur Illahi

Mengapa kita tak juga mau berkecimpung, berenang,

Menyelam dalam kenikmatan itu

Padahal pintu Lailatul Qadar ada di maqam

Di tiap diri manusia

Di dunia ini manusia dunia

Manusia

Dunia

Ini

Walillahilham

 

***

Jakarta, 2000 – 2012.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru