Tuesday, March 19, 2024
Home > Berita > Kebun Raya Bogor berusia 200 tahun

Kebun Raya Bogor berusia 200 tahun

Kebun Raya Bogor. (wisatapedi)

MIMBAR-RAKYAT.com (Bogor) –  Kebun Raya Bogor-LIPI genap berusia 200 tahun pada Kamis 18 Mei 2017 dan akan merayakan hari jadi dengan acara yang rencananya dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

“Presiden rencananya akan meresmikan prasasti dua abad Kebun Raya Bogor sekaligus menandatangani Sampul Hari Pertama prangko edisi khusus anggrek 34 provinsi beserta souvenirsheet-nya,” kata Roniati A Risna, Kepala Sub Bagian Kerja Sama dan Informasi Kebun Raya Bogor-LIPI.

Perayaan dua abad Kebun Raya Bogor juga akan meliputi Pameran Perkebunrayaan (18-21 Mei ), KRB 200K Run (20-21 Mei), Kegiatan Pendidikan Lingkungan (19-21 Mei), sepeda santai (20 Agustus), serta seminar, festival seni budaya, lomba fotografi dan lomba olahraga.

Kebun Raya Bogor merupakan pusat penelitian dan pusat konservasi luar kawasan (ex-situ) tumbuhan terbesar di Indonesia saat ini.

Menurut Roniati, seperti disiarkan antaranews, kebun raya dengan luas sekitar 87 hektare itu memiliki koleksi 12.531 spesimen tumbuhan yang terdiri atas 3.228 jenis, 1.210 marga dan 214 suku.

Ia juga mengatakan bahwa Kebun Raya Bogor merupakan kebun raya tertua di Asia Tenggara dan tertua ketiga di seluruh dunia setelah Kebun Raya Pandova di Italia yang berusia 300 tahun dan Royal Botani Garden Sydney di Australia berusia 200 tahun pada 2016.

Dia juga memaparkan kiprah Kebun Raya Bogor, antara lain lewat jabatan Sekretaris Jenderal International Association of Botanic Garden (IABG) untuk wilayah Asia yang dipegang oleh Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI bapak Didik Widiyatmoko.

Kebun Raya Bogor juga menjadi anggota Botanic Garden Conservation International yang mencakup 3.000 kebun raya yang ada di dunia.

“Keberadaan Kebun Raya Bogor dari waktu ke waktu berperan penting sebagai benteng terakhir penyelamatan flora di Indonesia,” kata Roniati.

Dalam kepustakaan disebutkan, seperti dilansir wikipedia.org, pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian ilmuwan pada zaman itu (1880 – 1905).

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.

Pada saat kepemimpinan para tokoh itu dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia.

Dilakukan pula pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan. (An/Kb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru