Thursday, April 18, 2024
Home > Berita > Karir Politik Irman Gusman Tersandung KPK

Karir Politik Irman Gusman Tersandung KPK

Irman Gusman. (jpnn.com)

MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Sepulang dari Amerika Serikat, Irman Gusman lebih banyak berkiprah di bidang ekonomi dan sosial dan berkat sepak-terjang Irman Gusman lah menyebabkan bisnis keluarga Gusman maju pesat.

Karier politiknya berawal dari Majelis Permusyawaratan Rakyat ketika ia menjadi  anggota fraksi utusan daerah pada periode 1999-2004. Perhatian yang sangat besar  terhadap keanekaragaman Indonesia inilah yang kemudian diteruskannya dengan perjuangan melahirkan DPD RI dan tekadnya untuk memperkuat otonomi daerah.

Tapi kejutan terjadi Sabtu 10/9/16 ketika terbetik berita dugaan suap atas ketua DPD Irman Gusman dan pimpinan dan anggota DPD RI menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada KPK untuk meneliti masalah itu.
Inilah bio-data Irman Gusman  :

Ketua Dewan Perwakilan Daerah ke-2
Mulai menjabat: 1 Oktober 2009

Informasi pribadi:

Lahir: 11 Februari 1962 Padang Panjang, Sumatera Barat, Indonesia
Kebangsaan: Indonesia
Istri: Liestyana Rizal Gusman
Anak: Irviandari Alestya Gusman, Irviandra Fathan Gusman, Irvianjani Audria Gusman
Tempat tinggal: Kompleks Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta Selatan
Alma mater: Universitas Kristen Indonesia, University of Bridgeport
Pekerjaan: Politisi
Agama: Islam

H. Irman Gusman, S.E., MBA adalah seorang negarawan, politisi, pejabat, dan pengusaha asal Indonesia. Saat ini, Irman Gusman menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, periode 2014-2019.

Irman Gusman memulai karier politiknya sejak tahun 1999 dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia mewakili Sumatera Barat.

Kemudian pada Pemilu 2004, Irman yang dikenal sebagai penggagas lahirnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, terpilih sebagai anggota DPD RI mewakili Sumatera Barat dan menjadi Wakil Ketua DPD RI bersama Ginandjar Kartasasmita sebagai Ketua DPD RI periode pertama

Pada periode kedua DPD, Irman Gusman terpilih sebagai Ketua. Irman Gusman menyisihkan saingannya anggota DPD asal Sulawesi Tenggara, Laode Ida. Dalam pemungutan suara yang dilaksanakan dalam rapat paripurna DPD di Gedung Nusantara V Jakarta, Jumat (02/10/2009) dini hari, Irman Gusman berhasil meraih suara dukungan sebanyak 81 suara sedangkan Laode Ida mendapat 46 suara.

Sedangkan pada pemilihan periode ketiga, Irman Gusman kembali terpilih sebagai Ketua. Pemilihan yang digelar Kamis (02/10/2014) berlangsung sangat alot. Penentuan Irman Gusman sebagai Ketua DPD berlangsung dengan empat kali tahapan. Penentuan pimpinan DPD ini dimulai pada pukul 14.30 WIB dan berakhir pada pukul 22.30 WIB.

Irman Gusman akhirnya menang dengan memperoleh 66 suara melawan saingan ketatnya senator asal Nusa Tenggara Barat, Farouk Muhammad yang meraih 53 suara.

Dengan demikian, maka Irman Gusman tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya pimpinan parlemen yang terpilih hingga tiga periode berturut-turut. Irman Gusman kemudian dikenal sebagai Pejuang Daerah.

Latar belakang

Irman Gusman lahir pada 11 Februari 1962 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Ia merupakan putra Minangkabau pasangan Gusman Gaus asal Padang Panjang dan Janimar Kamili asal Guguak Tabek Sarojo, Agam. Ayahnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, sedangkan ibunya merupakan anak dari pedagang emas yang cukup sukses.

Irman menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat.

Irman Gusman adalah salah satu tokoh terkemuka di Indonesia periode pasca  Reformasi. Saat ini dia menjadi Ketua DPD RI periode 2009-2014, dan secara  berturut-turut selama 3 (tiga) periode menjadi pimpinan DPD RI sejak tahun 2004.

Kalau kita berbicara mengenai lembaga senat RI, otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia, nama Irman Gusman tidak boleh dilewatkan. Peran Irman Gusman dalam memperjuangkan kepentingan daerah memang sangat  besar.

Irman salah satu tokoh pasca-reformasi yang secara konsisten memperjuangkan perlunya rekognisi dan akomodasi kepentingan daerah dalam berbagai proses kenegaraan dan pemerintahan. Hal itu dilandasi oleh pemikiran mengenai karakter asali bangsa Indonesia yang multicultural. Bagi Irman Gusman, sistem politik dan pemerintahan harus mencerminkan karakter bangsa Indonesia.

Dengan demikian, hasil dari berbagai sistem kenegaraan dan pemerintahan benar-benar mencerminkan kebutuhan bangsa Indonesia.Bersama dengan Ginanjar Kartasasmita dan kawan-kawan, Irman Gusman memberi sumbangan penting  sehingga Indonesia saat ini mempunyai mekanisme sistem checks and balances baru dalam sistem kenegaraan dan pemerintahan dengan lahirnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah RI atau senat RI.

Kesadaran besar mengenai perlunya akomodasi hak dan kepentingan dalam pemikiran Irman Gusman berasal dari didikan keluarga yang pluralis.

Ayahnya, Gusman Gaus adalah salah satu tokoh Muhammadiyah di Sumatera Barat. Meski menjadi tokoh ormas Islam, Gusman Gaus tak segan menyekolahkan Irman Gusman di Universitas Kristen Indonesia (UKI). Hal itu mengisyaratkan bahwa sejak semula, keluarga Gusman mendidik anak-anaknya supaya mengenal dan menghargai perbedaan.

Di UKI inilah bakat Irman dalam bidang kepemimpinan terasah. Ia sempat menjadi Ketua Senat Mahasiswa di almamaternya ini. lepas dari UKI, Irman meneruskan kuliah dalam bidang Master of Business Administration di Bridgeport University. Sepulang dari Amerika Serikat, Irman Gusman lebih banyak berkiprah di bidang ekonomi dan sosial. Berkat Irman Gusman, bisnis keluarga Gusman maju pesat.

Karier politiknya berawal dari Majelis Permusyawaratan Rakyat ketika ia menjadi  anggota fraksi utusan daerah pada periode 1999-2004. Perhatian yang sangat besar  terhadap keanekaragaman Indonesia inilah yang kemudian diteruskannya dengan perjuangan melahirkan DPD RI dan tekadnya untuk memperkuat otonomi daerah.

Karena tidak berasal dari partai dan tekadnya untuk merangkul semua golongan demi kemajuan Indonesia, Irman Gusman lebih sering dikenal sebagai tokoh bangsa atau negarawan daripada seorang politikus. Apalagi, Irman Gusman dikenal sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Ciri khas inilah yang membedakan dia dengan banyak politikus lain pada periode pasca reformasi.

Karir Politik.

Irman memulai karier politiknya sejak tahun 1999 dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia mewakili Sumatera Barat. Kemudian pada Pemilu 2004, Irman yang dikenal sebagai penggagas lahirnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, terpilih sebagai anggota DPD RI mewakili Sumatera Barat dan menjadi Wakil Ketua DPD RI bersama Ginandjar Kartasasmita sebagai Ketua DPD RI periode pertama.

Pada tahun 2009, Irman kembali terpilih sebagai anggota DPD RI mewakili Sumatera Barat dan terpilih sebagai Ketua DPD RI.

Dalam perjalanan karier politiknya, Irman mencurahkan perhatiannya untuk membangun Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan daerah-daerah.

Irman Gusman dikenal sebagai pejuang daerah yang konsisten pada pemikiran dan cita-citanya yaitu membangun negeri dari daerah. Irman dikenal sebagai salah seorang penggagas sistem politik dua kamar (bikameral) pada Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pada saat reformasi bergulir, Irman berperan sebagai salah satu penggagas amendemen UUD 1945 yang saat itu menjadi anggota MPR RI utusan Sumatera Barat tahun 1999.

Berkat perjuangannya tersebut, terjadi perubahan yang mendasar dalam sistem ketatanegaraan bangsa Indonesia. Di mana presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, pembatasan masa jabatan presiden hanya dua periode, lahirnya Mahkamah Konstitusi serta Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI).

Pada bulan Maret 2013, Irman Gusman diangkat sebagai keluarga kehormatan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam rangkaian HUT ke-61 Kopassus. Penghargaan ini termasuk langkah untuk kalangan sipil karena penghargaan militer diberikan dengan kriteria dan pertimbangan yang ketat, mengingat TNI harus tetap netral di bidang politik.

Karir Bisnis.

Selain dikenal sebagai politisi, Irman juga merupakan seorang pengusaha ulung. Kariernya sebagai pengusaha dimulai pada tahun 1988, ketika ia terjun ke bisnis milik keluarga PT Khage Lestari Timber.

Pada saat itu ia ditugasi untuk mengembalikan keadaan perusahaan yang terlilit hutang. Berkat kemampuan dan intelektualitasnya, ia berhasil membalikkan posisi keuangan perusahaan menjadi positif. Dan perusahaan itu bisa mengekspor produk-produknya ke luar negeri.

Di samping mengelola perusahaan kayu, Irman juga mendirikan Padang Industrial Park, sebuah kawasan industri yang didirikan di atas lahan seluas 200 hektare. Disini ia sempat menjadi Komisaris Utama perusahaan.

Keluarga.

Irman menikah dengan seorang wanita asal Sungai Batang, Maninjau bernama Liestyana Rizal Gusman. Dari pernikahannya itu, ia telah dikaruniai dua putri dan seorang putra, yaitu Irviandari Alestya Gusman, Irviandra Fathan Gusman dan Irvianjani Audria Gusman.

Organisasi.

Dewan Pakar Gebu Minang (1999-2003)
Bendahara Umum ICMI (2000-2005)
Penasihat Majelis Ekonomi Pimpinan Wilayah Muhamaddiyah Provinsi Sumatera Barat (2000-2005)
Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI (2005-2010)
Dewan Penyantun Universitas Andalas, Padang
Dewan Penyantun Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Padang
Dewan Kehormatan ESQ
Jabatan.

Komisaris Utama PT Padang Industrial Park (PIP)
Komisaris Utama PT Khage Lestari Timber
Komisaris Utama PT Sumatera Korea Motor
Komisaris PT Abdi Bangsa, Tbk
Komisaris Independen PT Media Nusantara Citra, Tbk
Direktur Utama PT Prinavin Prakarsa
Komisaris Utama PT Guthri Pasaman Nusantara
Komisaris Utama PT Kopitime DotCom, Tbk
Penghargaan.
·         Bintang Mahaputra Adipradana

  • Pemimpin Muda Berpengaruh oleh Majalah Biografi Politik
  • Pemimpin Muda Indonesia oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
  • Pemimpin Muda Berpengaruh oleh Majalah Jakarta Political Club
  • Pemimpin Muda Potensial di Parlemen oleh Pemerintah Amerika Serikat.

Belakangan sejumlah pernyataan Irman cukup mengejutkan. Setelah setuju dengan hukuman mati bagi koruptor,   Irman pun sepakat jika Arcandra Tahar kembali dilantik sebagai Menteri ESDM. Padahal banyak tokoh menolak Presiden Joko Widodo mengangkat Arcandra lagi sebagai pejabat negara menyusul kasus dwi kewarganegaraannya.

Nah, KPK telah menyatakan Irman sebagai tersangka kasus suap kuota gula impor. Dari tangan Irman, penyidik KPK menyita uang dugaan suap sebesar Rp 100 juta.

“Beliau memang tersangka. Uang sudah diterima. Penyidik meminta uang yang sudah diterima. Uang diambil dari kamar tidur,” ujar Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dalam jumpa pers di Gedung KPK, Sabtu (17/9/2016).

Kini, nasib Irman Gusman seperti sedang berada di “ujung tanduk”.   (wikipedia/biografitokohternama.com/arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru