Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Dilarang Demo, Mahasiswa Moestopo Minta Mendikbud Nadiem Bersikap

Dilarang Demo, Mahasiswa Moestopo Minta Mendikbud Nadiem Bersikap

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Puluhan mahasiswa Universitas Moestopo (Beragama) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Rektorat Universitas Moestopo untuk menuntut adanya tata kelola perguruan tinggi yang sesuai dengan good university governance.

Namun, saat menjalankan aksinya, mahasiswa menduga terdapat bentuk penghalangan yang dilakukan oleh pihak kampus dengan menyewa preman sebagai tenaga keamanan. Menurut salah seorang peserta aksi, Arpan, sempat terjadi ketegangan antara peserta aksi dengan orang yang diduga preman itu.

“Kami dari massa aksi tidak bisa memasuki kampus kami sendiri. Dihalang-halangi gitu,” kata Arpan Jumat (1/11) malam. “Mereka menghalangi dengan pasang badan gitu, katanya ‘sudah jangan aksi’,” tambah dia.

Sebagai informasi, mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa ini menuntut reformasi tata kelola dari universitas. Selain itu, mereka juga meminta agar Pembina Yayasan, Prof. Thomas Suyatno mengundurkan diri.

Menurutnya, Thomas merupakan salah satu masalah utama terjadinya kekacauan dalam tata kelola di Universitas.

Terkait dengan adanya upaya pengadangan tersebut, mahasiswa meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Komnas HAM, dan lembaga-lembaga terkait lainnya dapat menyikapi dan menindaklanjuti intimidasi tersebut.

“Mahasiswa Moestopo akan meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Komnas HAM, dan lembaga-lembaga terkait lain untuk menyikapi tindakan premanisme dan intimidasi karena ini adalah pembungkaman aspirasi,” katanya. Kendati demikian, Arpan menjelaskan bahwa pihaknya sudah sempat bertemu dengan perwakilan kampus untuk menyampaikan aspirasinya meskipun sempat terhalang.

Namun, saat ini dia belum melihat keseriusan dari kampus untuk mengupayakan penyelesaian dari tuntutan yang disampaikannya.

“Untuk sampai saat ini dari pihak yayasan atau rektorat belum punya keputusan atau sikap untuk menentukan tuntutan kami. Jadi tuntutan mengenai good university governance itu dapat dipenuhi oleh pihak terkait,”

Respons Kampus

Sementara itu, saat dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Universitas Soetopo (Beragama) Maryono Basuki belum dapat memastikan pihak yang melakukan penghadangan unjuk rasa tersebut. Ia mengatakan, mendapat informasi bahwa yang melakukan penghadangan berasal dari alumni universitas tersebut.

“Saya enggak tahu, saya enggak mengerti kejadiannya. Kelihatannya itu, pengamanan kampus itu sendiri. Jadi pengamanan itu tadi dari alumni FISIP yang saya dengar,” katanya.

Ia pun mengatakan, pihak universitas telah melakukan perundingan terkait dengan tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa. Kata dia, Direktur Program Pascasarjana Universitas Moestopo, Paiman Rahardjo telah melakukan pertemuan untuk mempertimbangkan tuntutan tersebut. (C/d)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Puluhan mahasiswa Universitas Moestopo (Beragama) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Rektorat Universitas Moestopo untuk menuntut adanya tata kelola perguruan tinggi yang sesuai dengan good university governance.

Namun, saat menjalankan aksinya, mahasiswa menduga terdapat bentuk penghalangan yang dilakukan oleh pihak kampus dengan menyewa preman sebagai tenaga keamanan. Menurut salah seorang peserta aksi, Arpan, sempat terjadi ketegangan antara peserta aksi dengan orang yang diduga preman itu.

“Kami dari massa aksi tidak bisa memasuki kampus kami sendiri. Dihalang-halangi gitu,” kata Arpan Jumat (1/11) malam. “Mereka menghalangi dengan pasang badan gitu, katanya ‘sudah jangan aksi’,” tambah dia.

Sebagai informasi, mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa ini menuntut reformasi tata kelola dari universitas. Selain itu, mereka juga meminta agar Pembina Yayasan, Prof. Thomas Suyatno mengundurkan diri.

Menurutnya, Thomas merupakan salah satu masalah utama terjadinya kekacauan dalam tata kelola di Universitas.

Terkait dengan adanya upaya pengadangan tersebut, mahasiswa meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Komnas HAM, dan lembaga-lembaga terkait lainnya dapat menyikapi dan menindaklanjuti intimidasi tersebut.

“Mahasiswa Moestopo akan meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Komnas HAM, dan lembaga-lembaga terkait lain untuk menyikapi tindakan premanisme dan intimidasi karena ini adalah pembungkaman aspirasi,” katanya. Kendati demikian, Arpan menjelaskan bahwa pihaknya sudah sempat bertemu dengan perwakilan kampus untuk menyampaikan aspirasinya meskipun sempat terhalang.

Namun, saat ini dia belum melihat keseriusan dari kampus untuk mengupayakan penyelesaian dari tuntutan yang disampaikannya.

“Untuk sampai saat ini dari pihak yayasan atau rektorat belum punya keputusan atau sikap untuk menentukan tuntutan kami. Jadi tuntutan mengenai good university governance itu dapat dipenuhi oleh pihak terkait,”

Respons Kampus

Sementara itu, saat dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Universitas Soetopo (Beragama) Maryono Basuki belum dapat memastikan pihak yang melakukan penghadangan unjuk rasa tersebut. Ia mengatakan, mendapat informasi bahwa yang melakukan penghadangan berasal dari alumni universitas tersebut.

“Saya enggak tahu, saya enggak mengerti kejadiannya. Kelihatannya itu, pengamanan kampus itu sendiri. Jadi pengamanan itu tadi dari alumni FISIP yang saya dengar,” katanya.

Ia pun mengatakan, pihak universitas telah melakukan perundingan terkait dengan tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa. Kata dia, Direktur Program Pascasarjana Universitas Moestopo, Paiman Rahardjo telah melakukan pertemuan untuk mempertimbangkan tuntutan tersebut. (C/d)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru