Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Bibit Pohon Gaharu dari Astra Untuk Masyarakat Cianjur

Bibit Pohon Gaharu dari Astra Untuk Masyarakat Cianjur

Karyawan Grup Astra, wartawan dan blogger pada acara penanaman 1.000 pohon di wilayah Batu Kasur Kabupaten Cianjur (22/12). Batu Kasur merupakan wilayah baru yang ditanami Astra, karena wilayah sebelumnya, yaitu Desa Tunggilis dan Desa Sarongge yang berada di wilayah Kabupaten Cianjur juga telah penuh ditumbuhi pohon. Sehingga, secara total sejak tahun 2010, Astra telah menanam 5.700 pohon di wilayah Kabupaten Cianjur. Sejak tahun 2008 Astra telah menanam sebanyak 3.616.084 pohon di banyak wilayah di seluruh wilayah Indonesia termasuk di daerah Cianjur ini. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.com (Cianjur) – PT Astra International Tbk kembali mengadopsi 1.200 pohon produktif yang memiliki manfaat besar bagi masyarakat di wilayah Batu Kasur Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

Batu Kasur merupakan wilayah baru yang ditanami Astra, karena wilayah sebelumnya, yaitu Desa Tunggilis dan Desa Sarongge yang berada di wilayah Kabupaten Cianjur, juga telah penuh ditumbuhi pohon.

Sehingga, secara total sejak tahun 2010, Astra telah menanam 5.700 pohon di wilayah Kabupaten Cianjur.

Kegiatan kali ini dihadiri oleh Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar, yang beberapa waktu lalu mendaki Batu Kasur di mana terdapat Situs Batu Kasur.

“Semoga dengan adopsi pohon dari Astra, wilayah Batu Kasur dapat semakin tertata sehingga menarik wisatawan untuk datang. Tentunya kegiatan ini mendukung program pemerintah Cianjur untuk menjadikan wilayah Batu Kasur sebagai area wisata,” ungkap Bupati Cianjur.

Yang istimewa, dari 1.200 bibit pohon yang ditanam, 500 di antaranya adalah bibit pohon gaharu, pohon yang memiliki nilai investasi karena bisa menjadi bahan baku parfum yang harganya relatif mahal. Saat panen atau setelah tujuh tahun ditanam, gubal atau lapisan hitam pada pohon gaharu ini nilainya dapat mencapai Rp30-50 juta per pohon.

Gaharu (Gyrinops versteegii) merupakan pohon yang selama ini tumbuh liar di hutan Nusa Tenggara Barat dan bisa tumbuh tinggi hingga puluhan meter dengan diameter rata-rata 40 hingga 60 cm.

Untuk pohon gaharu liar yang telah ratusan tahun hidup di hutan seperti itu, gubalnya bisa sampai Rp 500 juta per kilogram, setara dengan harga emas.

Kayu gaharu yang sudah tua sekitar 25 tahun akan menghasilkan gubal akibat infeksi mikroba jenis Fusarium sp. Gubal inilah yang bernilai jual sangat tinggi. Gubal biasa dijadikan produk wewangian seperti parfum, dupa dan lainnya dengan kualitas yang sangat bagus dan sering digunakan sebagai bahan baku parfum bermerek.

Selain bibit Gaharu, sebanyak 700 bibit pohon lainnya terdiri dari pohon nangka, alpukat, jeruk bali dan jengkol yang memiliki manfaat cukup besar untuk masyarakat di wilayah ini.

Sama seperti di dua desa sebelumnya, tujuan Astra menanam pohon buah di sini selain untuk konservasi lingkungan atau penanaman kembali area yang gundul, juga untuk memberikan nilai tambah yang ekonomis bagi petani di sekitar area penanaman.

Dari biaya Rp100.000,- per pohon yang diadopsi, para petani akan mendapat bagian sebesar 35% yang digunakan untuk berternak kelinci, ayam atau kambing sebagai bentuk dari investasi jangka pendek, sehingga dengan program ini akan memberdayakan para petani di sekitar wilayah tersebut agar dapat berternak selain bertani.

Tidak hanya itu, para petani juga diberikan pelatihan manajemen pengolahan uang serta penanaman pohon, agar program ini dapat berjalan dengan baik serta memberikan keuntungan yang maksimal. Dari kegiatan tersebut, diperkirakan para petani dapat memanen buah-buahannya dalam tiga hingga empat tahun mendatang.

Selain menanam pohon, sebanyak hampir 100 orang peserta yang terdiri dari person in charge (PIC) public relations Grup Astra dari 29 perusahaan dan rekan-rekan wartawan mengikuti sharing dan diskusi tentang pelestarian lingkungan di Saung Sarongge, menampilkan nara sumber Penerima Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia Awards 2014, Maharani, Sahabat Petani Gaharu dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Ia memaparkan tentang bagaimana awalnya mengumpulkan 50 pemilik pohon Gaharu dan membentuk Forum Petani Pencinta Gaharu di NTB. Kini anggotanya sudah lebih dari 200 orang. Kelompok ini menjadi wadah pertukaran dan penyebaran informasi tentang tanaman gaharu.  (SP/KB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru