Azab dan Peringatan
Puisi Djunaedi Tjunti Agus
Azab silih berganti datang
Mengingatkan semua umat
Pagi, siang, malam, juga petang
Ada saja peringatan mencuat
Tetapi pejabat tak mampu berbuat
Gunung gunung meletus
Tawuran jadi mesin pembunuh
Kapal tabrakan di laut lepas
Air bah datang menggilas
Tapi semua itu dianggap sepi
Pemimpin diam, tak punya hati
Elite negeri malah berlomba
Unjuk kemewahan, tepuk dada
Semua mengaku paling baik
Tetapi tak pernah berbuat baik
Semua bebas menebar janji
Tetapi tak satu pun ditepati
Korupsi makin menjadi-jadi
Tapi hukum bagai sembunyi
Pemerintah dan DPR bernyanyi
Tapi tak satupun jadi solusi
KPK malah ingin dikebiri
Agar koruptor bebas menari
Azab apa lagi harus menyadarkan
Agar tuan dan puan beriman
Memimpin menjalankan amanah
Agar tidak lagi terus menjarah
Jangan jual penderitaan rakyat
Dengan pidato dan bermewah
Ingat, ancaman masih mengintai
Kemarau kemudian hujan lebat
Semua bisa menimbukan akibat
Teror, fitnah, dan berbagai wabah
Semua bisa menjadi musibah
Jangan katakan semua terkendali
Nyatanya rakyat kehilangan nyali
Jangan katakan ekonomi kita kuat
Buktinya rakyat tak bisa berbuat
Azab apa lagi bisa mengingatkan?
Jakarta, 27 September 2012
Dinukil dari kumpulan puisi
Djunaedi Tjunti Agus