Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Ngaku Kabur dari Camp Teroris, Pemuda Kehabisan Duit Kibuli Petugas Polres dan Repotkan Densus 88

Ngaku Kabur dari Camp Teroris, Pemuda Kehabisan Duit Kibuli Petugas Polres dan Repotkan Densus 88

Ilustrasi. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Jakarta) – Pemuda yang mengaku kabur dari camp teroris dan minta bantuan ke Polres Jakarta Barat, bikin repot petugas. Karena setelah diselidiki Densus 88 Mabes Polri, cerita itu ngibul alias bohong belaka. Dia ternyata kehabisan ongkos sehabis mengapeli pacar.

Yonas P, 27, pemuda asal Rangkas Bitung, Banten mengaku, diculik kelompok teroris lalu dibawa ke daerah Salatiga, Jateng. Kata Yonas, dia sempat mengikuti pelatihan militer namun berhasil kabur.

“Yonas tidak benar diculik. Pemuda itu berangkat dari Rangkas Bitung bersama teman sekolahnya menemui pacarnya Nia untuk menagih arisan karena pacarnya itu penanggungjawab arisan,” kata juru bicara Mabes Polri Rikwanto, kepada wartawan, Sabtu (29/4).

Setelah dua hari di Bandung, dia pulang naik Bus Arimbi turun di Jalan S Parman Slipi, Jakarta Barat. Lantaran uangnya tinggal Rp 20.000 dan takut tak sampai Rangkas Bitung, ia lalu naik ojek minta diantar ke Puri Kembangan, Jakarta Barat, menemui Ali temannya, tapi ternyata tidak ada.

“Pemuda itu kemudian minta diantar ojek lagi ke Kantor Polres Metro Jakarta Barat, dan mengaku diculik kelompok teroris,” jelas Rikwanto.

Pengakuan heboh Yonas berawal pada Selasa (18/4) lalu. Sekitar pukul 03:00 dia datang ke Polres Metro Jakarta Barat, melapor ke penjaga dan mengaku melarikan diri dari camp teroris. Petugas pun menggeledah semua barang bawaan Yonas. Pemuda ini juga diberi makan karena tampak lapar.

Kepada petugas piket siaga intelkamn Polres Metro Jakarta Barat, pemuda ini mengarang cerita mengaku saat dalam perjalanan pulang ke Rangkas Bitung, dihampiri Toyota Avanza warna hitam ditumpangi empat lelaki, satu di antaranya berkacamata.

“Mereka menyalami saya. Setelah itu saya diberi minum dan mengajak saya naik ke mobil yang terus berjalan masuk Tol Cikande. Habis minum saya tidak sadarkan diri,” cerita Yonas kepada polisi.

Menurut Yonas dia baru sadar ketika mobil sudah masuk kota Salatiga pada dinihari. “Kepala saya ditutup dan diajak berjalan, sunyi sekali karena kata mereka berada di hutan,” cerita Yonas meyakinkan petugas.

Dia mengaku disuruh latihan menembak, bongkar pasang senjata dan merakit bom bersama sekitar 80 orang sebayanya. Juga diperlihatkan foto-foto para pelaku bom oleh pimpinan mereka yang dipanggil Darun, anggotanya dipanggil Mukolu dan pengawasnya dipanggil Jamat Khabil.

“Saya dikumpulkan untuk diperintah meledakkan bom di sebuah mal dan gereja di Jakarta yang direncanan 25 Mei yang akan datang. Tetapi saya melarikan diri sampai ke terminas bus menuju Jakarta,” ucap Yonas.

Semua cerita Yonas diselidiki petugas, termasuk Tim Densus 88. Hasilnya, pengakuan pemuda ini bohong belaka. Polisi pun menghubungi orangtua Yonas di Banten. Dia tidak ditahan, melainkan dipulangkan ke keluarganya. (joh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru